MAKALAH TENTANG PENYAKIT PNEUMONIA
DISUSUN UNTUK MEMENUHI
TUGAS
KEPERAWATAN DEWASA II (KMB)
SEMESTER III
Dosen Pengampu : Arif Rohman Mansur S. Kep, Ns.
Disusun Oleh :
Satya Putra Lencana
M11.01.0015
PROGRAM STUDI S1
KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI
ILMU KESEHATAN MADANI YOGYAKARTA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Pneumonia adalah
penyakit umum di semua bagian dunia. Ini adalah penyebab utama kematian di
antara semua kelompok umur. Pada anak-anak, banyak dari kematian ini terjadi
pada masa neonatus. Organisasi Kesehatan Dunia memperkirakan bahwa satu dari
tiga kematian bayi baru lahir disebabkan pneumonia. Lebih dari dua juta anak
balita meninggal setiap tahun di seluruh dunia. WHO juga memperkirakan bahwa
sampai dengan 1 juta ini (vaksin dicegah) kematian yang disebabkan oleh bakteri
Streptococcus''''pneumoniae, dan lebih dari 90% dari kematian ini terjadi di
negara-negara berkembang. Kematian akibat pneumonia umumnya menurun dengan usia
sampai dewasa akhir. Lansia individu, bagaimanapun, berada pada risiko tertentu
untuk pneumonia dan kematian terkait. Karena beban yang sangat tinggi penyakit
di negara berkembang dan karena kesadaran yang relatif rendah dari penyakit di
negara-negara industri, komunitas kesehatan dunia telah menyatakan untuk 2
November Hari Pneumonia Dunia, sehari untuk warga yang prihatin dan pembuat
kebijakan untuk mengambil tindakan terhadap penyakit. Di Inggris, kejadian tahunan dari pneumonia
adalah sekitar 6 kasus untuk setiap 1000 orang untuk kelompok usia 18-39. Bagi
mereka 75 tahun lebih dari usia, ini meningkat menjadi 75 kasus untuk setiap
1000 orang. Sekitar 20-40% individu yang membutuhkan pneumonia kontrak yang
masuk rumah sakit antara 5-10% diterima ke unit perawatan kritis. Demikian
pula, angka kematian di Inggris adalah sekitar 5-10%. Individu-individu ini
juga lebih cenderung memiliki episode berulang dari pneumonia. Orang-orang yang
dirawat di rumah sakit untuk alasan apapun juga berisiko tinggi untuk
pneumonia. Pneumonia merupakan komplikasi yang sering terjadi setelah stroke
yang menyulitkan penyembuhan pasien. Insidens yang tinggi dari pneumonia
nosokomial merupakan masalah yang sering terjadi di rumah sakit.
B.
RUMUSAN
MASALAH
1. Apa
itu pneumonia?
2. Mengapa
sesorang bisa terkena pneumonia?
3. Apa
yang menyebabkan seseorang terkena pneumonia?
4. Bagaimana
tanda serta gejala dari pneumonia?
5. Bagaimana
Asuhan Keperawatan serta diagnosa keperawatan yang tepat pada kasus pneumonia?
C.
TUJUAN
1. Untuk
menjelaskan apa itu Pneumonia
2. Untuk
menjelaskan penyebab penyakit Pneumonia, tanda dan gejala serta
patofisiologinya dalam tubuh.
3. Untuk
mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien Pneumonia.
4. Untuk
menjelaskan peran perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan utamanya
terhadap penderita Pneumoia
D.
MANFAAT
- Menambah wawasan, pengetahuan penulis dan pembaca di bidang kesehatan khususnya pneumonia
- Memberikan informasi mengenai masalah keperawatan pada pasien dengan pneumonia dan penatalaksanaan masalah keperawatan
- Dengan makalah ini diharapkan supaya para pembaca bisa lebih mengenal terhadap tanda dan gejala yang berhubungan dengan Pneumonia.
BAB
II
LANDASAN
TEORI
A.
DEFINISI
Pneumonia
adalah proses infeksi akut yang mengenai jaringan paru-paru atau alveoli.
Terjadinya pneumonia, khususnya pada anak, seringkali bersamaan dengan proses infeksi
akut pada bronkus, sehingga biasa disebut dengan bronchopneumonia. Gejala
penyakit tersebut adalah nafas yang cepat dan sesak karena paru-paru meradang
secara mendadak.
Pneumonia adalah infeksi atau
radang yang cukup serius pada paru-paru. Dari jenis-jenis pneumonia itu ada
yang spesifik/khusus yang disebut dengan tuberkulosis atau tbc atau Tb, yang
disebabkan oleh bakteri tuberkulosa. Jenis yang lain, adalah SARS yang adalah
pneumonia akibat -sampai hari ini- virus.
Pneumonia merupakan radang paru
yang disebabkan mikroorganisme (bakteri, virus, jamur, dan parasit).
Pneumonia adalah penyakit inflamasi
pada paru yang dicirikan dengan adanya konsolidasi akibat eksudat yang masuk
dalam area alveoli. (Axton & Fugate, 1993).
Penumonia adalah inflasi parenkim
paru, biasanya berhubungan dengan pengisian cairan di dalam alveoli. Hal ini
terjadi terjadi akibat adanya invaksi agen atau infeksius adalah adanya kondisi
yang mengganggu tahanan saluran. Trakhabrnkialis, adalah pun beberapa keadaan
yang mengganggu mekanisme pertahanan sehingga timbul infeksi paru misalnya,
kesadaran menurun, umur tua, trakheastomi, pipa endotrakheal, dan lain-lain.
Dengan demikian flora endogen yang menjadi patogen ketika memasuki saluran
pernafasa.
( Ngasriyal, Perawatan Anak Sakit,
1997)
Pneumonia adalah sebuah penyakit
pada paru-paru
di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang
bertanggung jawab menyerap oksigen
dari atmosfer
menjadi "inflame" dan terisi oleh cairan. Pneumonia dapat disebabkan
oleh beberapa penyebab, termasuk infeksi
oleh bakteria,
virus,
jamur,
atau parasit.
Pneumonia dapat juga disebabkan oleh iritasi kimia atau fisik dari paru-paru
atau sebagai akibat dari penyakit lainnya, seperti kanker paru-paru
atau terlalu banyak minum alkohol.
B.
TANDA
DAN GEJALA
- Batuk nonproduktif
- Ingus (nasal discharge)
- Suara napas lemah
- Retraksi intercosta
- Penggunaan otot bantu nafas
- Demam
- Ronchii
- Cyanosis
- Leukositosis
- Thorax photo menunjukkan infiltrasi melebar
- Batuk
- Sakit kepala
- Kekakuan dan nyeri otot
- Sesak nafas
- Menggigil
- Berkeringat
- Lelah.
Gejala lainnya yang mungkin
ditemukan: - kulit yang lembab - mual dan muntah - kekakuan sendi.
Secara umum dapat dibagi menjadi
:
Manifestasi nonspesifik infeksi dan
toksisitas berupa demam, sakit kepala, iritabel, gelisah, malise, nafsu makan
kurang, keluhan gastrointestinal. Gejala umum saluran pernapasan bawah berupa
batuk, takipnu, ekspektorasi sputum, napas cuping hidung, sesak napas, air
hunger, merintih, dan sianosis. Anak yang lebih besar dengan pneumonia akan
lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut tertekuk karena nyeri
dada. Tanda pneumonia berupa retraksi (penarikan dinding dada bagian bawah ke
dalam saat bernapas bersama dengan peningkatan frekuensi napas), perkusi pekak,
fremitus melemah, suara napas melemah, dan ronki. Tanda efusi pleura atau
empiema berupa gerak ekskursi dada tertinggal di daerah efusi, perkusi pekak,
fremitus melemah, suara napas melemah, suara napas tubuler tepat di atas batas
cairan, friction rub, nyeri dada karena iritasi pleura (nyeri berkurang bila
efusi bertambah dan berubah menjadi nyeri tumpul), kaku kuduk/meningismus
(iritasi meningen tanpa inflamasi) bila terdapat iritasi pleura lobus atas,
nyeri abdomen (kadang terjadi bila iritasi mengenai diafragma pada pneumonia
lobus kanan bawah). Pada neonatus dan bayi kecil tanda pneumonia tidak selalu
jelas. Efusi pleura pada bayi akan menimbulkan pekak perkusi.
C.
ETIOLOGI
Sebagian besar pneumonia disebabkan
oleh bakteri, yang timbul secara primer atau sekunder setelah infeksi virus.
Penyebab tersering pneumonia bakterialis adalah bakteri positif-gram, Streptococus
pneumoniae yang menyebabkan pneumonia streptokokus. Bakteri Staphylococcus
aureus dan streptokokus beta-hemolitikus grup A juga sering menyebabkan
pneumonia, demikian juga Pseudomonas aeruginosa. Pneumonia lainnya disebabkan
oleh virus, misalnya influenza. Pneumonia mikoplasma, suatu pneumonia yang
relatif sering dijumpai, disebabkan oleh suatu mikroorganisme yang berdasarkan
beberapoa aspeknya, berada di antara bakteri dan virus. Individu yang mengidap
acquired immunodeficiency syndrome, (AIDS) sering mengalami pneumonia yang pada
orang normal sangat jarang terjadi yaitu pneumocystis carinii. Individu yang
terpajan ke aerosol dari air yang lama tergenang, misalnya dari unit pendingin
ruangan (AC) atau alat pelembab yang kotor, dapat mengidap pneumonia Legionella.
Individu yang mengalami aspirasi isi lambung karena muntah atau air akibat
tenggelam dapat mengidap pneumonia asporasi. Bagi individu tersebut, bahan yang
teraspirasi itu sendiri yang biasanya menyebabkan pneumonia, bukan
mikro-organisme, denmgan mencetuskan suatu reaksi peradangan.
Etiologi:
·
Bakteri : streptococus pneumoniae, staphylococus
aureus
·
Virus : Influenza, parainfluenza, adenovirus
·
Jamur : Candidiasis, histoplasmosis, aspergifosis,
coccidioido mycosis, cryptococosis, pneumocytis carini
·
Aspirasi : Makanan, cairan, lambung
·
Inhalasi : Racun atau bahan kimia, rokok, debu dan gas
Pneumonia
virus bisa disebabkan oleh:
·
Virus sinsisial pernafasan
·
Hantavirus
·
Virus influenza
·
Virus parainfluenza
·
Adenovirus
·
Rhinovirus
·
Virus herpes simpleks
·
Sitomegalovirus.
·
Virus Influensa
·
Virus Synsitical respiratorik
·
Adenovirus
·
Rubeola
·
Varisella
·
Micoplasma (pada anak yang relatif besar)
·
Pneumococcus
·
Streptococcus
·
Staphilococcus
Pada bayi dan anak-anak penyebab yang paling sering
adalah: - virus sinsisial pernafasan - adenovirus - virus parainfluenza dan -
virus influenza.
Faktor-faktor risiko terkena pneumonia, antara lain,
Infeksi Saluran Nafas Atas (ISPA), usia lanjut, alkoholisme, rokok, kekurangan
nutrisi, Umur dibawah 2 bulan, Jenis kelamin laki-laki , Gizi kurang, Berat
badan lahir rendah, Tidak mendapat ASI memadai, Polusi udara, Kepadatan tempat
tinggal, Imunisasi yang tidak memadai, Membedong bayi, efisiensi vitamin A dan
penyakit kronik menahun.
D.
PATHOFISIOLOGI
Pneumonia dapat terjadi akibat menghirup bibit
penyakit di udara, atau kuman di tenggorokan terisap masuk ke paru-paru.
Penyebaran bisa juga melalui darah dari luka di tempat lain, misalnya di kulit.
Jika melalui saluran napas, agen (bibit penyakit) yang masuk akan dilawan oleh
pelbagai sistem pertahanan tubuh manusia. Misalnya, dengan batuk-batuk, atau
perlawanan oleh sel-sel pada lapisan lendir tenggorokan, hingga gerakan
rambut-rambut halus (silia) untuk mengeluarkan mukus (lendir) tersebut keluar.
Tentu itu semua tergantung besar kecilnya ukuran sang penyebab tersebut.
E.
PATHWAY
F.
PENATALAKSANAAN
DAN PENGOBATAN
PENGOBATAN
Kepada penderita yang penyakitnya tidak terlalu berat, bisa diberikan antibiotik per-oral (lewat mulut) dan tetap tinggal di rumah.
Penderita yang
lebih tua dan penderita dengan sesak nafas atau dengan penyakit jantung atau
paru-paru lainnya, harus dirawat dan antibiotik diberikan melalui infus.
Mungkin perlu diberikan oksigen tambahan, cairan intravena dan alat bantu nafas
mekanik.
Kebanyakan
penderita akan memberikan respon terhadap pengobatan dan keadaannya membaik
dalam waktu 2 minggu.
Penatalaksanaan
untuk pneumonia bergantung pada penyebab, sesuai yang ditentukan oleh
pemeriksaan sputum mencakup :
- Oksigen 1-2 L/menit.
- IVFD dekstrose 10 % : NaCl 0,9% = 3 : 1, + KCl 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat badan, kenaikan suhu, dan status hidrasi.
- Jika sesak tidak terlalu berat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang nasogastrik dengan feeding drip.
- Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mukosilier. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.
Antibiotik sesuai hasil biakan atau
berikan :
Untuk kasus pneumonia community base :
- Ampisilin 100 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberian.
- Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hari dalam 4 kali pemberia
- Untuk kasus pneumonia hospital base :
- Sefatoksim 100 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
- Amikasin 10-15 mg/kg BB/hari dalam 2 kali pemberian.
G.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
- Gangguan petukaran gas
- Bersihan jalan napas tidak efektif
- Gangguan pola napas
- Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
- Isomnia
- Intoleransi aktivitas
- Hipertermi
H.
NOC
Ø Respiratory
status
1.
Tidak ada sianosis dan dyspneu
2.
Pasien mampu bernafas dengan mudah
3.
Tidak ada pursed lips
4.
Menunjukkan jalan nafas yang paten
(pasien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang
normal, tidak ada suara nafas abnormal
5.
Tanda tanda vital dalam rentang normal
Ø Respiratory
status : airway patency
1.
Pasien tidak mengeluh sesak napas
2.
Pasien bisa mengeluarkan dahak dengan
batuk yang efektif
3.
Mulut tidak terlihat sianosis
4.
RR dalam rentang normal
Ø Respiratory
status : ventilation
1.
Pasien tidak sesak nafas
2.
Tidak menggunakan otor bantu pernafasan
3.
Fase ekspirasi dan inspirasi dalam
rentang normal
4.
Tidak ada retraksi dada
Ø Nutritional
status
1.
Peristaltik usus dalam rentang normal
2.
Asupan makanan adekuat
3.
Asupan cairan seimbang
4.
Asupan nutrisi dalam rentang normal
5.
Berat badan dalam batas normal
Ø Sleep
1. Pasien
tidak mengeluh susah tidur
2. Jam
tidur pasien dalam rentang normal
3. Pola
tidur pasien tidak terganggu
Ø Thermoregulation
1.
Suhu tubuh dalam rentang normal
2.
Nadi dan RR dalam rentang nomal
3.
Tidak ada perubahan warna kulit dan
tidak ada pusing
I.
NIC
Ø Respiratory
Monitoring
1.
Monitor Frekuensi, ritme, kedalaman
pernafasan
2.
Catat pergerakan dada, kesimetrisan,
penggunaan otot tambahandan retraksi otot intracosta
3.
Monitor pernafasan hidung
4.
Monitor pola nafas : bradipnea,
takipnea, hiperventilasi
5.
Palpasi ekspansi paru
6.
Monitor hasil rongen
7.
Auskultasi suara pernafasan
Ø Airway
Management
1. Buka
jalan nafas
2. Gunakan
teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu
3. Posisikan
pasien untuk memaksimalkan ventilasi
4. Identifikasi
pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan
5. Lakukan
fisioterapi dada bila perlu
6. Keluarkan
secret dengan batuk efektif atau suction
7. Auskultasi
suara nafas, catat adanya suara tambahan
8. Monitor
respirasi dan status O2
9. Atur
intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan
10. Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu
11. Pasang
mayo bila perlu
12. Lakukan
suction pada mayo
Ø Airway
Management
1.
Buka jalan nafas
2.
Gunakan teknik chin lift atau jaw thrust
bila perlu
3.
Posisikan pasien untuk memaksimalkan
ventilasi
4.
Identifikasi pasien perlunya pemasangan
alat jalan nafas buatan
5.
Lakukan fisioterapi dada bila perlu
6.
Keluarkan secret dengan batuk efektif
atau suction
7.
Auskultasi suara nafas, catat adanya
suara tambahan
8.
Monitor respirasi dan status O2
9.
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan
10. Kolaborasi
pemberian bronkodilator bila perlu
11. Pasang
mayo bila perlu
12. Lakukan
suction pada mayo
Ø Nutrition
Management
1. Kaji
adanya alergi makanan
2. Kolaborasi
dengan ahli gizi untuk menentukkan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
pasien
3. Monitor
julkah nutrisi dan kandungan kalori
4. Berikan
makanan yang terpilih yang disukai pasien
5. Berikan
informasi tentang kebutuhan nutrisi
Ø Sleep
enhancement
1. Monitor
pola tidur dan jam tidur pasien
2. Sesuaikan
lingkungan (cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur
3. Tentukan
jam tidur pasien
Ø Temperature
regulation
1. Monitor
suhu minimal tiap 2 jam
2. Rencanakan
monitoring suhu secara kontinyu
3. Monitor
TD, nadi dan RR
4. Monitor
warna dan suhu kulit
5. Monitor
tanda-tanda hipertemi dan hipotemi
6. Tingkatkan
intake cairan dan nutrisi
7. Selimuti
pasien untuk mencegah hilangnya kehangatan tubuh
8. Ajarkan
pada pasien cara mencegah keletihan, akibat panas
9. Diskusikan
tentang pentingnya pengaturan suhu dan kemungkinan efek negatif dan kedinginan
10. Beritahukan
tentang indikasi terjadinya keletihan dan penanganan emergency yang diperlukan
11. Ajarkan
indikasi dari hipertemi dan penanganan yang diperlukan
12. Berikan
ant pireti jika perlu
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN NY.K
DI BANGSAL MELATI DENGAN DIAGNOSA MEDIS PNEUMONIA DI RSUD MADANI YOGYAKARTA
Ny. K sudah 2 hari yang lalu
mengeluh sesak napas batuk susah
mengeluarkan dahak, dari pemeriksaan perawat diperoleh data : suhu tubuh 37, TD
120/90 mmHg, RR 30, auskultasi suara paru ronchy, terlihat menggunakan otot
bantu pernafasan, setelah di rontgen thorax photo menunjukkan filtrasi melebar.
A.
PENGKAJIAN
IDENTITAS PASIEN
|
IDENTITAS KELUARGA
|
No
Rek : 12345
Tanggal masuk : 5 Desember 2011
Nama : Ny. K
Alamat : wonosari
Usia : 50 tahun
Jenis
Kelamin : laki-laki
Status : kawin
Pendidikan : SMA
Agama : islam
|
Nama : Tn. A
Alamat : wonosari
Usia : 58 th
Jenis Kelamin : Perempuan
Status : kawin
Pendidikan :
SMA
Agama : islam
Hubungan dg Pasien : suami
|
Keluhan utama :
|
Pasien
mengeluh sesak napas
|
Riwayat kesehatan sekarang :
|
sejak
2 hari yang lalu pasien mengeluh sesak napas, pada saat batuk susah
mengeluarkan dahak. Dibawa ke Rumah Sakit Madani Yogyakarta pada tanggal 10
Desember jam 08.00. setelah dilakukan tindakan keperawatan didapat data suhu
tubuh 37, TD 120/90 mmHg, RR 30x/mnt, nadi 90x/mnt, auskultasi suara paru ronchy,
terlihat menggunakan otot bantu pernafasan, terlihat fase ekspirasi memanjang
saat bernafas, mulut sianosis
|
Riwayat kesehatan dahulu :
|
Pasien pernah
menderita demam typhoid dan dirawat di RS Sarjito Yogyakarta.
|
Riwayat kesehatan keluarga :
|
Ayah
pasien menderita hipertensi, tidak ada riwayat DM
|
Riwayat alergi :
|
Pasien
tidak mengalami alergi makanan atau obat-obatan.
|
Genogram
Ket
:
Pasien perempuan
Laki
laki meninggal
Laki
laki hidup
Perempuan
hidup
Pola Fungsi Yang Bermasalah
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
a.
Pola manajemen
kesehatan-persepsi kesehatan:
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Tingkat pengetahuan kesehatan
atau penyakit
Pasien
mengatakan “saya sudah mengetahui tentang penyakit yang saya derita ini”
·
Perilaku untuk mengatasi masalah
kesehatan
pasien
mengatakan “jika merasa sesak napas, saya langsung duduk sebentar hingga rasa
sesak hilang”
·
Faktor faktor yang sehubungan
dengan kesehatan
pasien
mengatakan saya sering bekerja sampai larut malam hingga kelelahan.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
b. Pola
aktivitas dan latihan
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum sakit
Keterangan :
0
: mandiri
1
: dibantu sebagian
2
: dibantu orang lain
3
: dibantu orang dan
alat
4
:
Ketergantungan/tidak mampu
·
Selama Sakit
Keterangan :
0
: mandiri
1
: dibantu sebagian
2
: dibantu orang lain
3
: dibantu orang dan
alat
4
:
Ketergantungan/tidak mampu
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
c.
Pola Eliminasi
|
pasien
mengatakan “sebelum sakit saya tidak pernah terganggu pola BAB dan BAK, tidak
pernah mengalami kesulitan BAB dan BAK.”
pasien
mengatkan “selama sakit saya tidak ada
masalah pada pola BAB dan BAK.”
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum sakit
·
Selama sakit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
d. Pola
Nutrisi-Metabolik
|
Pasien
mengatakan “ saya makan 3 x sehari dengan porsi penuh dengan lauk ikan,
tempe, telur & kuah sop kadang juga pakai daging ayam dan saya makan
selalu habis sering juga untuk menambah lagi dan saya minum air putih sekitar
10 gelas seharinya ”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sebelum sakit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Selama sakit
|
Pasien
mengatakan “saya jarang makan di karenakan tidak nafsu makan, terkadang saya
makan hanya sekali saja dalam sehari dan tidak habis dengan lauk ayam goreng, telur rebus, kuah sop sapi,
minumnya tidak ada perubahan sekitar 10 gelas / harinya”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
e. Pola
istirahat-tidur
|
Pasien
mengatakan “ saya biasanya tidur pukul 10 malam dan terbangun pada
pukul 5 atau setengah 6, dan tidur saya pulas/puas tanpa ada gangguan pola
tidur atau pun cemas karena fikiran ”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Sebelum sakit :
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Selama sakit :
|
Pasien mengatakan “
ketika saya tidur, terkadang sesak napas tiba-tiba dan batuk, saya jadi
terbangun dan susah untuk tidur lagi, kira-kira saya tidur sehari selama 2
jam saja dan tidak pernah tidur siang ”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
f.
Pola Kognitif
Perseptual
|
“pasien
mengatakan “saya mampu berkomunikasi dengan baik dan mengerti apa yang
dibicarakan, serta mampu merespon dan bersosialisasi dengan baik.”
pasien
mengatakan “ saya masih bisa berkomunikasi dengan baik, dan dapat menjawab
pertanyaan dengan baik ketika ditanya oleh petugas rumah sakit.”
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum sakit
·
Selama sakit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
g. Pola
Konsep diri
·
Gambaran
diri
Pasien mengatakan” saya senang dengan anggota
tubuh saya,meskipun saya terlihat gemuk.”
·
Identitas
diri
Pasien mengatakan”saya bersyukur diciptakan
sebagai perempuan dan saya bangga pada diri saya karna sudah mampu melahirkan
3 orng ank.”
·
Peran
diri
Pasien mengatakan”saya berperan dirumah sebangai
ibu rumah tangga yang mengurus 3 orang ank dan 1 suami.”
·
Ideal
diri
Pasien mengatakan harapan saya sebagai seorang
istri harus dapat mengurus 3 org anak dan seorang suami.
·
Harga
diri
Pasien mengatakan “saya sebagai ibu rumah tangga
senang karena memiliki seorang suami yang menghargai saya “
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
h.
Pola toleransi
stress-koping
|
pasien
mengatakan “jika saya ada masalah selalu menceritakan masalah saya kepada
keluarga dan tidak pernah menyembunyikan masalah”
pasien
mengatakan “saya masih selalu
menceritakan masalah saya kepada keluarga dan tidak pernah menyembunyikan
masalah walaupun dalam keadaan sakit”
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum
sakit
·
Selama
sakit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
i.
Pola
Reproduksi-seksualitas
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Tidak dikaji (pasien
menolak)
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
j.
Pola hubungan peran
|
Pasien
mengatakan “ hubungan saya dengan keluarga saya baik-baik saja dan saya tidak
merasa di kucilkan dari keluarga serta masyarakat sekitarnya ”.
Pasien mengatakan “ hubungan
saya sama keluarga dan masyarakat disekitar
masih baik-baik saja tidak ada rasa saya di kucilkan dari orang-orang
malahan teman dan kerabat banyak yang mendo’akan saya agar cepat sembuh ”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum
sakit
·
selama
sakit
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
k. Pola
nilai dan keyakinan
|
pasien
mengatakan “saya ibadah tidak rutin, terkadang hanya magrib yang
dilaksanakan”
pasien
mengatakan “selama sakit saya tidak pernah melakukan ibadah dikarenakan
sering sesak jika bergerak”.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
·
Sebelum sakit
·
Selama sakit
|
B.
PEMERIKSAAN
FISIK
1. PENAMPAKAN
UMUM
|
|||
Keadaan
umum
|
Sedang
|
||
Kesadaran
|
Composmentis
|
||
GCS
|
15 E : 4
|
V
: 5
|
M
: 6
|
TD
: 120/90 mmHg
|
Suhu
: 37°C
|
RR
: 30x/mnt
|
Nadi
: 90x/mnt
|
Skala
Nyeri
|
1
|
2.
Kepala dan leher
|
|
a.
Rambut
|
· Inspeksi
: Rambut lurus, beruban, sedikit berketombe.
· Palpasi
: Rambut halus ,lembut .
|
b.
Mata
|
· Inspeksi
: Bentuk mata simetris,sklera tidak ikterik, ada reaksi pupil ketika di beri
cahaya, palpebra menghitam (terlihat
sembab), konjungtiva tidak anemis.
· Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada kedua bola mata dan tidak ada masa.
|
c.
Telinga
|
· Inspeksi
: Bentuk telinga kiri & kanan simetris, tidak ada lesi, tidak ada serumen
yang abnormal.
· Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada tragus dan prosesus mastoideus
|
d.
Hidung
|
· Inspeksi
: Lubang hidung simetris,tidak terdapat lesi, pernapasan cuping hidung.
· Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada hidung ,tidak terdapat masa maupun polip.
|
e.
Mulut
|
· Inspeksi
: Tidak ada lesi, bibir simetris, tidak ada stomatitis &tonsilitis, tidak
terdapat sariawan, mulut sianosis
.
· Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan pada palatum & tidak ada pembengkakan.
|
f.
Leher
|
· Inspeksi
: Tidak ada lesi, gerakan rotasi dan fleksi rentang normal, vena juguralis
tak terlihat
· Palpasi
: Tidak ada nyeri tekan dan tidak terdapat masa.
|
3.
DADA
|
|
·
Inspeksi
·
Palpasi
·
Perkusi
·
Auskultasi
|
dada
cekung (retraksi intercosta),
Tidak ada nyeri tekan, pengembangan ekspansi dada dari
inspirasi maupun ekspirasi tidak
simetris,tidak terdapat masa.
Terdengar bunyi sonor
pada dada,
suara
napas ronchi.
|
4.
Jantung
|
|
·
Inspeksi
·
Palpasi
·
Perkusi
·
Auskultasi
|
Ictus cordis tak
terlihat di intracosta ke 5 mid clavicula sinistra
Ictus cordis
teraba,tidak ada nyeri tekan
Perkusi
jantung redup
Suara
I dan suara II terdengar bunyi lub dub lub dub dalam rentang normal.
|
5.
Abdomen
|
perut
kelihatan kecil, tidak ada tanda-tanda inflamasi, Tidak ada lesi, elastisitas
kulit dalam rentang normal,tidak terdapat benjolan.
suara
usus hiperperistaltik 40x/mnt
nyeri tekan pada abdomen
.tidak terdapat masa ,pada area appendix atau pada kuadran atas / bawah tidak
ada nyeri tekan.
perkusi
abdomen timpani
|
·
Inspeksi
·
Auskultasi
·
Palpasi
·
Perkusi
|
|
6.
Inguenal dan genetalia
|
|
Tidak dikaji (pasien menolak)
|
|
7.
Ekstremitas
|
|
·
Inspeksi
Tidak terdapat lesi pada ektremitas pada atas
& bawah ,tidak terjadi patah tulang.
·
Palpasi
Tidak ada nyeri tekan pada kedua tangan dan kaki,
akral terasa hangat , tidak ada edema.
·
Kekuatan otot
4
4
4
4
|
C.
TERAPI
OBAT
1. Sefotoksim : 2x1
2. Amikasin
: 2x1
3. O2 : 2L/mnt
4. Infus
NaCl 0,9% : 3x1
D.
DATA
FOKUS
Data Subjektif
|
Data
Obyektif
|
·
Pasien
mengeluh sesak napas, pada saat batuk susah mengeluarkan dahak
·
Pasien
mengatakan nafsu makan berkurang
·
Pasien
mengatakan “saya kurang bisa tidur karna sesak nafas”
|
·
RR 30x/mnt
·
auskultasi suara paru ronchy
·
terlihat menggunakan otot bantu
pernafasan
·
pernapasan cuping hidung
·
dada cekung
·
Fase ekspirasi terlihat memanjang
·
hiperperistaltik 40x/mnt
·
palpebra menghitam (terlihat
sembab)
·
Nyeri tekan pada abdomen
·
Mulut terlihat sianosis
|
E.
ANALISA
DATA
Symtom
|
Etiologi
|
Problem
|
Ds :
·
Pasien mengeluh sesak napas pada
saat batuk susah mengeluarkan dahak
Do :
·
auskultasi suara paru ronchy
·
Mulut terlihat sianosis
·
RR 30 x/mnt
|
Sputum
dalam jumlah berlebihan
|
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
|
Ds :
·
Pasien mengeluh sesak nafas
Do :
·
Fase ekspirasi terlihat memanjang
·
terlihat menggunakan otot bantu
pernafasan
·
pernapasan cuping hidung
·
dada cekung
|
Hiperventilasi
|
Ketidakefektifan
pola nafas
|
Ds :
·
Pasien mengatakan nafsu makan
berkurang
Do :
·
hiperperistaltik 40x/mnt
·
nyeri tekan pada daerah abdomen
|
Faktor
psikologis
|
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
|
Ds :
·
Pasien mengatakan “saya kurang
bisa tidur karna sesak nafas”
Do :
·
Palpebra menghitam (terlihat
sembab)
|
Ketidaknyamanan
fisik (sesak napas)
|
Insomnia
|
F.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN DAN PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas
2. Ketidak
efektifan pola nafas b/d hiperventilasi
3. Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d faktor psikologis
4. Insomnia
b/d ketidaknyamanan fisik (sesak napas)
F.
PERENCANAAN
NIC DAN NOC
Hr/tgl
|
jam
|
No Dx
|
NOC/ tujuan
|
NIC /
intervensi
|
Ttd
|
10
des 2011
|
08.00
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam ketidakefektifan bersihan
jalan nafas dapat teratasi dengan kriteria hasil:
Respiratory
status : ventilation-0403
·
Pasien tidak mengeluh sesak napas
·
Pasien bisa mengeluarkan dahak
dengan batuk yang efektif
·
Mulut tidak terlihat sianosis
·
RR dalam rentang normal
|
Airway
Management
·
Buka jalan nafas
·
Gunakan teknik chin lift atau jaw
thrust bila perlu
·
Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
·
Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
·
Lakukan fisioterapi dada bila
perlu
·
Keluarkan secret dengan batuk
efektif atau suction
·
Auskultasi suara nafas, catat
adanya suara tambahan
|
|
|
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x24 jam gangguan pola nafas dapat
teratasi dengan kriteria hasil :
Respiratory
Status-0415
·
Pasien tidak sesak nafas
·
Tidak menggunakan otor bantu
pernafasan
·
Fase ekspirasi dan inspirasi
dalam rentang normal
·
Tidak ada retraksi dada
|
Respiratory
Monitoring
·
Monitor Frekuensi, ritme,
kedalaman pernafasan
·
Catat pergerakan dada,
kesimetrisan, penggunaan otot tambahandan retraksi otot intracosta
·
Monitor pernafasan hidung
·
Monitor pola nafas : bradipnea,
takipnea, hiperventilasi
·
Palpasi ekspansi paru
·
Monitor hasil rongen
·
Auskultasi suara pernafasan
|
|
|
|
3
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ketidakseimbangan nutisi
kurang dari kebutuhan tubuh dapat teratasi dengan kriteria hasil :
Nutitional
status-1004
·
Peristaltik usus dalam rentang
normaL
·
Asupan makanan adekuat
·
Asupan cairan seimbang
·
Asupan nutrisi dalam rentang
normal
·
Berat badan dalam batas normal
|
Nutrition
Management
·
Kaji adanya alergi makanan
·
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukkan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
·
Monitor julkah nutrisi dan
kandungan kalori
·
Berikan makanan yang terpilih
yang disukai pasien
·
Berikan informasi tentang
kebutuhan nutrisi
Nutrition
monitoring
·
Monitor BB pasien
·
Monitor makanan kesukaan pasien
·
Monitor mual dan muntah
|
|
|
|
4
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam Insomnia dapat teratasi dengan
kriteria hasil :
Sleep-0004
·
Pasien tidak mengeluh susah tidur
·
Jam tidur pasien dalam rentang
normal
·
Pola tidur pasien tidak terganggu
|
Sleep
enhancement
·
Monitor pola tidur dan jam tidur
pasien
·
Sesuaikan lingkungan (cahaya,
kebisingan, suhu, tempat tidur)
·
Tentukan jam tidur pasien
|
|
G. IMPLEMENTASI
Hari/ tgl
|
Jam
|
No Dx
|
Tindakan
|
Respon
|
Paraf
|
10
des 2011
11
des 2011
|
08.00
08.15
08.20
08.30
09.30
11.00
11.15
1130
12.00
12.30
14.00
16.00
20.15
21.00
21.30
12.05
06.30
07.00
|
1
1
1
1
1
1
2
2
1,2
1
3
1
2
2
3
2
4
4
4
1
3
|
Menganamnesa
Pasien
Memasang
Infus NaCl
Mengukur
TTV
Memberikan
injeksi sefotaksim melalui IV
Memposisikan
pasien pada posisi semi fowler
Membuka
jalan nafas pasien dengan teknik jaw trusth
Menganjurkan
pada pasien perlunya alat bantu pernafasan dan memasang oksigen
Memantau
pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot bantu pernapasan
Melakukan
tindakan palpasi ekspansi paru
Melakukan
tindakan auskultasi suara napas
Mengukur
TTV
Menyarankan
kepada pasien untuk makan dan
Memberikan
pasien makan siang dengan menu tinggi protein, bernutrisi dan berkalori.
Melakukan
tindakan mengeluarkan sputum dengan batuk efektif
Memantau
pergerakan dada, kesimetrisan, penggunaan otot tambahan
Mengganti
cairan infus NaCl
Memonitor
Hasil rongen
Melakukan
tindakan auskultasi suara paru dan palpasi ekspansi paru
Mengukur TTV
Memberikan
makanan yang terpilih yang disukai pasien
Memberikan
injeksi sefotaksim melalui IV
Menanyakan
pola tidur dan jam tidur pasien
Menyesuaikan
lingkungan (cahaya, kebisingan, suhu, tempat tidur)
mengatur
cahaya lampu (redup), mengatur suhu ruangan
sesuai kebutuhan pasien.
Menentukan
jam tidur pasien
Memberikan
informasi kepada pasien untuk tidur dengan posisi semi fowler
Mengganti
cairan Infus
Mengukur
TTV
Memberikan
pasien sarapan pagi dengan menu tinggi protein, nutrisi dan kalori.
|
Ds
: Pasien mengatakan sesak napas
Do
: terpasang infus NaCl 20tpm
Do
: suhu 37, Nadi 90 x/mnt TD 110/80mmHg RR 30x/mnt
DO
: sefotaksim 100 mg melalui selang infus.
Ds
: pasien mengatakan masih sesak
Do
: terlihat masih menggunakan otot bantu pernafasan
Ds
: pasien mengatakan “saya masih sesak napas”
Do
: terlihat ekspirasi lebih dalam
Ds
: pasien mengatakan “saya mau dipasang alat bantu pernapasan”
Do
: terpasang alat bantu napas kanul binasal 2L/menit
Do
: Ekspirasi memanjang, dada tidak simetris, masih menggunakan otot bantu
pernafasan
Do
: ekspirasi memanjang
Do
: suara napas roncy
Do
: suhu 36,9 TD 120/80mmHg, nadi 80x/mnt, RR 28x/mnt
Ds
: pasien mengatakan “saya tidak nafsu makan”
Do
: pasien makan menghabiskan hanya 2/3
porsi.
Ds
: pasien mengatakan “senang ketika dahak dikeluarkan, walaupun rasanya masih
ada”
Do
: sputum keluar, warna putih kental.
Ds
: pasien mengatakan sesak berkurang walaupun biasanya kambuh pada malam hari
Do
: dada masih tidak simetris, pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
Do
: Infus terpasang NaCl 20tpm
Do
: bagian paru terlihat radiopaque pada poto rongen dan filtrasi melebar
Do
: suara paru sonor, ekspirasi masih memanjang
DO
: S: 37,5o TD : 120/90 mmHg RR: 26x/mnt N : 98x/mnt.
DO
: pasien makan dengan nasi+sup+telur
DO
: sefotaksim 100 mg melalui selang infus.
DS
: Pasien mengatakan biasanya tidur jam 10 malam.
DS
: pasien mengatakan tidak bisa tidur dalam keadaan terang dan panas
DO
: pasien terlihat risih dengan pencahayaan di ruangan kamarnya.
DO
: lampu di setting redup dan suhu kamar disesuaikan
DO
: meminta pasien tidur jam 22.00.
DS
: pasien mengatakan ‘’saya akan tidur jam 22.00’’
Ds
: Pasien mengatakan “saya akan tidur dengan 3 bantal”
Do
: terpasang cairan infus NaCl 20tpm
Do
: suhu 36,7 Nadi 80x/mnt, TD 120/80mmHg, RR 26x/mnt
Ds
: pasien mengatakan “tidak ada nafsu makan”
Do
: Pasien tidak menghabiskan makanannya, pasien hanya makan 2/3 porsi
|
|
H. EVALUASI
Tgl/hari
|
Jam
|
No Dx
|
Catatan perkembangan
|
Ttd
|
11 des 2011
|
07.00
|
1
|
S
: pasien mengatakan senang ketika
dahak dikeluarkan, walaupun rasanya masih ada, pasien masih mengeluh sesak
nafas
O
: Pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan, ekspirasi memanjang, RR
26xmnt
A
: Tujuan belum tercapai ( pasien masih mengeluh sesak napas, masih
menggunakan otot bantu pernafasan, ekspirasi masih memanjang RR26x/mnt)
P : lanjutkan
intervensi
Airway Management
|
|
11 des 2011
|
07.00
|
2
|
S : Pasien mengatakan sesak berkurang
walaupun biasanya kambuh pada malam hari
O : suara paru sonor,
dada tidak simetris, pasien masih menggunakan otot bantu pernafasan
A : Tujuan belum tercapai (masih sesak
napas, masih menngunakan otot bantu pernafasan, dada tidak simetris)
P :
Lanjutkan Intervensi
Respiratory Monitoring
|
|
11 des 2011
|
07.00
|
3
|
S
: pasien mengatakan “saya tidak nafsu makan”
O : pasien hanya
mampu menhabiskan 2/3 porsi makanan
A : Tujuan belum
tercapai (pasien tidak nafsu makan,hanya menghabiskan 2/3 porsi)
P : lanjutkan
Intervensi
Nutrition Management
|
|
11 des 2011
|
07.00
|
4
|
S
: pasien mengatakan tidak bisa tidur dalam keadaan terang dan panas
O :
pasien terlihat risih dengan pencahayaan di ruangan kamarnya.
A
: tujuan belum tercapai (pasien
mengatakan “saya tidak bisa tidur”, pasien terlihat risih)
P
: lanjutkan intervensi
Sleep
enhancement
|
|
BAB
IV
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Setelah kami
membahas makalah mengenai asuhan keperawatan terhadap pasien pneumonia,
sebagaimana yang telah dipaparkan dalam makalah menyatakan bahwa pneumonia
merupakan inflamasi parenkim paru, biasanya berhubungan dengan pengisian
alfeoli dengan cairan. Penyebabnya termasuk berbagai agen infeksi, iritan
kimia, dan terapi radiasi
B.
SARAN
v Saran
untuk mahasiswa :
a. Untuk
mahasiswa yang baru mengenal tentang penyakit pneumonia sebelum melakukan
tindakan haruslah mempersiapkan diri terlebih dahulu sebelum ke pasien, dan
jangan lupa memakai alat perlindungan diri seperti handscoun atau masker.
b. Jika
tidak mengerti atau tidak memahami tindakan-tindakan pada kasus pneumonia
hendaklah bertanya, agar tidak ada kesalahpahaman dalam melakukan tindakan
karena ini menyangkut pasien pneumonia
v Saran
untuk kampus/dosen:
a. Sebelum
mahasiswa dibebaskan kelahan praktek, hendaklah dosen dapat memastikan bahwa
mahasiswa menguasai prasat-prasat yang ditargetkan seperti tindakan-tindakan
pada kasus pneumonia agar mahasiwa memiliki bekal terlebih dahulu sebelum
kelahan praktek.
b. Dosen
hendaklah tetap membimbing mahasiswa agar lebih memahami tentang konsep
pneumonia
v Saran
untuk RS :
a. Diharapkan
untuk tetap dan selalu meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, karena pasien
butuh kenyamanan dirumah sakit jadi buatlah pasien merasa senyaman mungkin,
dengan pelayanan pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan dirumah sakit
b. Lingkungan
rumah sakit haruslah tetap bersih dan rapi, karena ini salah satu faktor menentukan
kenyamanan pasien dirumah sakit.
. Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2009-2011 NANDA. Jakarta : EGC
Johnson, M., & Maas,M. Nursing Outcomes
Classification (NOC). St. Louis: Mosby
McCloskey, J.C., & Bulechek,
M.C. Nursing Intervention Classification (NIC).
St. Louis:
Mosby
http://www.medicastore.com/med/detail_pyk.php?id=&iddtl=448&idktg=2&idobat=&UID=20070925204927125.160.92.2 : Browsing 12 desember 2011