Kisah Inspiratif
Seorang Anak 6 Tahun
Sebuah kisah nyata yang sungguh
menginspirasi kita untuk selalu memberikan yang terbaik untuk orang-orang yanng
kita cintai...sebuah kisah inspiratif seorang anak berusia 6 tahun bernama Tse
tse....
Cerita kehidupan yang dijalani Tse
Tse, seorang bocah berusia 6 tahun yang terpaksa memikul tanggung jawab rumah
tangga yang tidak belum seharusnya menjadi tanggung jawab dia. Selain setiap
hari mencuci muka ayahnya, memijat dan memberi makan, dia masih bersama ibunya
mengambil botol air mineral bekas sebagai tambahan pendapatan keluarga. Cerita
Tse Tse ini banyak menyentuh hati teman di internet, hanya beberapa jam, sudah
puluhan ribu orang yang mengkliknya.
Begitu sampai di rumah, Tse Tse
langsung sibuk menyiapkan seember air, lantas dengan tangannya yang mungil ia
memeras selembar handuk yang besar, karena handuk terlalu besar buat dia, Tse
Tse membutuhkan 3 sampai 4 menit baru bisa mengeringkannya, Tse tse kemudian
dengan handuk itu dia menyeka wajah ayahnya dengan lap itu. Dia sangat teliti
melapnya, sepertinya khawatir kurang bersih. Setelah selesai, Tse Tse kemudian
berjingkat melap punggung ayahnya, di belakang, selesai semua, dengan puas dia
tersenyum ke ayahnya.
Tse Tse tahun ini berumur 6 tahun,
baru kelas 1 SD, tinggal di jalan Baoan, desa Nantong, papanya Xiong Chun pada
5 tahun lalu tiba-tiba menderita otot menyusut, di bawah leher semua lumpuh,
untuk mengobati penyakitnya dia telah menghabiskan semua tabungannya. Sekarang,
keluarga yang beranggotakan 3 orang ini hanya mengandalkan ibunya yang bekerja
di pabrik, dengan penghasilan kecil itulah mereka bertahan hidup.
Di sekolah Houde, anak yang seumur
dengannya dengan ceria bergandeng tangan dengan orang tuanya sambil berjalan,
namun Tse Tse malah harus sekuat tenaga mendorong ayahnya pulang. Ketika mau
menyeberang jalan, dia akan berhenti sejenak, menoleh kendaraan yang lalu
lalang, setelah aman dia baru menyeberang. Setiap ketemu tempat yang tidak
rata, Tse Tse harus mengeluarkan tenaga ekstra menaikkan roda depan, menarik
kursi roda itu dari belakang, wajahnya yang mungil sampai terlihat kemerahan.
Dari sekolah sampai rumah jaraknya sekitar 1.500 meter, harus ditempuh selama
20 menit.
Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2.
Satu keluarga 3 orang menempati rumah 8 m2.
Rumah Tse Tse adalah sebuah rumah
dengan kamar kecil seukuran 8m2, hanya besi seng menutupi atap yang menghalangi
cahaya masuk ke kamar, di atap tergantung sebuah lampu energi kecil. Dalam
rumah penuh debu, yang paling mencolok adalah penghargaan Tse Tse yang tergantung
di dinding. Terhadap sekeluarga yang pendapatan bulanannya hanya sekitar 1.000
RMB (Rp. 1,5 juta) bisa dikatakan, sebuah TV 21? sudah merupakan barang mewah.
Sebuah ranjang atas dan bawah sudah
memenuhi seluruh kamar, di atasnya penuh dengan barang pecah belah, hanya
tersisa sedikit ruang kecil. Xiong Chun berkata, itu adalah ranjang Tse Tse.
Sebuah meja lipat tergantung di dinding, itu adalah meja belajar Tse Tse, juga
adalah meja makan keluarga.
Di samping pintu yang luasnya tidak
sampai 1 m2, ada “dapur” yang dibuatnya sendiri, di samping kompor masih
tersisa sebatang kubis. “Makanan dan minyak di rumah semua diberikan oleh teman
mamanya, satu hari tiga kali makan, Cuma makan malam yang agak lumayan, di
rumah jarang makan daging, namun setiap minggu mereka akan mengeluarkan sedikit
biaya untuk mengubah kehidupan anaknya, namun setiap kali makan, Tse Tse akan
membiarkan saya makan dulu, baru dia makan.” Kata Xiong Chun.
Mama Tse Tse bekerja di pabrik,
setiap siang hari dia akan menyisakan sedikit waktu pulang ke rumah menanak
nasi untuk suaminya, setelah menyuapi dia segera balik ke pabrik bekerja,
tanggung jawab merawat suaminya semua di bebankan ke pundak Tse Tse.
Xiong Chun memberitahu wartawan,
setiap pagi jam 6.30 begitu jam alarm berbunyi, Tse Tse akan bangun, cuci muka
dan sikat gigi, dia juga membantu papanya mencuci muka, selesai itu dia akan
memijat tangan dan kaki papanya, kira-kira 10 menit. Pulang sekolah sore, dia
akan memijat papanya lagi, malam setelah memandikan papanya, dia akan memijat papanya
lagi, baru tidur.
“Agar bisa lebih banyak membantu
mamanya, Tse Tse kadang-kadang ikut mamanya memungut barang bekas untuk
menambah penghasilan keluarga. “Xiong Chun sangat sayang anaknya. Tetangga di
sekeliling sangat terharu dan mengatakan: “Tse Tse sangat mengerti. Kita semua
merasa bangga ada anak seperti ini.” Boneka 5
Yuan yang paling disukainya
Mama membawa dia memungut botol air
bekas untuk menambah penghasilan. Suatu ketika, Tse Tse memungut satu mainan
mobil plastik bekas di tempat sampah, dia bagaikan mendapat barang pusaka,
setiap hari akan main sebentar dengan mobil plastiknya itu. Yang Xianfui
berkata, kemarin mama dan anak pergi memungut besi bekas, bisa dijual 20 Yuan.
Tse Tse punya satu boneka kecil yang
lucu, itu yang paling disayanginya. Malam hari juga mengendongnya tidur. “Dia
melihat boneka itu di toko, beberapa kali dia memintanya, 5 Yuan, saya tidak
tega terus, akhirnya saya nekat membelikannya,” Kata Xiong Chun.
Begitu tidak boleh sekolah, langsung
menangis untuk mengirit biaya listrik, setiap hari
begitu pulang sekolah Tse Tse akan memindahkan “Meja kecilnya” keluar, mengejar
siang hari menyelesaikan PR-nya.
“Uang sekolahnya setahun sekitar
3.000 sampai 4.000, kami tidak sanggup. Karena tidak ada uang, tahun ini saya
juga melepaskan berobat lagi,” kata Xiong Chun. Beberapa waktu yang lalu, dia
berbicara dengan istrinya agar Tse Tse berhenti sekolah saja, Tse Tse begitu
tahu langsung menangis.
Xiong Chun berteriak, “Hidup normal
saja bermasalah, masih harus kasih dia sekolah, sungguh susah, bila sudah tidak
mungkin, biar dia berhenti saja.” Tse Tse yang sedang bermain boneka, begitu
mendengar kata papanya, langsung menangis. Xiong Chun menarik Tse Tse ke
sisinya, membujuk: “Papa akan usahakan kamu sekolah, biar kamu bisa sekolah!”
Setelah dibujuk beberapa kali, Tse Tse baru berhenti menangis, dengan tangan
mungilnya dia menyeka air matanya.
“Terhadap Tse Tse, saya sungguh
menyesal….,” sambil menangis tersedu, Xiong Chun sudah tidak dapat berkata
lagi. Xiong Chun berkata: “Saya percaya pasti akan sembuh, Tse Tse adalah
harapan saya.”
Sebuah kisah kehidupan yang bisa
menjadi cermin bagi kita yang lebih beruntung dari seorang bocah bernama Tse
Tse
Source : dajiyuan.com