Abu Umamah menuturkan bahwa beliau mendengar Rasulullah shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
بينا أنا نائم إذ
أتاني رجلان ، فأخذا بضبعي، فأتيا بي جبلا وعرا ، فقالا : اصعد ، فقلت : إني لا أطيقه
، فقالا : إنا سنسهله لك ، فصعدت حتى إذا كنت
في سواء الجبل إذا
بأصوات شديدة ، قلت : ما هذه الأصوات ؟ قالوا : هذا عواء أهل النار ، ثم انطلق بي ،
فإذا أنا بقوم معلقين بعراقيبهم ، مشققة أشداقهم ، تسيل أشداقهم دما قال : قلت : من
هؤلاء ؟ قال : هؤلاء الذين يفطرون قبل تحلة صومهم
”Ketika aku tidur, aku didatangi oleh dua orang laki-laki, lalu
keduanya menarik lenganku dan membawaku ke gunung yang terjal. Keduanya
berkata, ”Naiklah”. Lalu kukatakan, ”Sesungguhnya aku tidak mampu.” Kemudian
keduanya berkata,”Kami akan memudahkanmu”. Maka aku pun menaikinya sehingga
ketika aku sampai di kegelapan gunung, tiba-tiba ada suara yang sangat keras.
Lalu aku bertanya,”Suara apa itu?” Mereka menjawab,”Itu adalah suara jeritan
para penghuni neraka.”
Kemudian dibawalah aku berjalan-jalan dan aku sudah bersama
orang-orang yang bergantungan pada urat besar di atas tumit mereka, mulut
mereka robek, dan dari robekan itu mengalirlah darah. Kemudian aku (Abu Umamah)
bertanya,”Siapakah mereka itu?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab,”Mereka adalah orang-orang yang berbuka (membatalkan puasa) sebelum
tiba waktunya.”
[HR. Ibnu Khuzaimah dalam shahihnya 7/263, Al Hakim 1/595 dalam
mustadroknya. Adz Dzahabi mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat
Muslim namun tidak dikeluarkan olehnya. Penulis kitab Shifat Shaum Nabi (hal.
25) mengatakan bahwa sanad hadits ini shahih.]
Source : Kisah teladan dan sejarah islam