Selasa, 27 Januari 2015. Yap ini adalah kali ketiga kami
ikut kegaitan bakti sosial bersama dengan Bapak Tri. Kegiatan bakti sosial kali
ini beralamat di Desa Wirosaban, Bantul, Yogyakarta. Kegiatan ini merupakan
kegiatan rutin bulanan yang diadakan atas kerjasama antara Simply Home Guest House dengan Terapi Madinah. Kami beranggotakan 5
orang diantaranya saya sendiri, suip, khalid makky, Bapak Errick Endra Cita S.
Kep, Ns., CWCS (Ketua Program Profesi Ners Stikes Madani Yogyakarta) juga Bapak
Tri Hardi Miftahul Ulum S. Kep, Ns., SKP, CH (Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan Stikes Madani Yogyakrta dan Pendiri Terapi Madinah Yogyakarta).
Kami datang tepat waktu beberapa menit lebih awal sebelum
acara dimulai pada pukul 10.00 WIB. Setibanya di sana kami langsung menyiapkan
tempat, alat sekaligus pembagian job
pada saat pelaksanaan nanti. Dosen kami Bapak Errcik (*nama panggilan) bertugas
menjadi receptionist di meja depan
dan melakukan pengukuran tekanan darah, dan status gizi (TB, BB) klien.
Kemudian masuk kedalam di meja kedua ada Bapak Tri (*nama panggilan) bertugas
sebagai edukator pendidikan kesehatan (konsultasi kesehatan gratis) dan Suip
sebagai pemeriksa kadar GDS (glukosa, dan urin acid) klien. Kemudian di stase
ketiga ada saya dan makky sebagai terapis (Head
massase, back massase, gua sha, dan
yumeiho).
Pada baksos hari ini, ada beberapa macam kegiatan
selain pelayanan kesehatan gratis dari kami, termasuk bazar pakaian layak pakai
dan disambung pembagian sembako pada pukul 12.00 WIB dan kesemuanya ditujukan
kepada masyarakat umuum. Dari banyaknya masyarakat yang datang panitia
memberikan kuota pemeriksaan kesehatan gratis sebanyak 30 orang dan sisanya
bisa mengikuti bazar murah serta pembagian sembako.
Berdasarkan pengamatan dan wawancara langsung dengan
klien, testimoni mereka mengatakan bahwa pemeriksaan kesehatan gratis ini
sangat membantu mereka yang tidak mampu dalam biaya untuk melakukannya. Tidak
hanya itu, mereka juga mengatakan bahwa berkat kegiatan ini, mereka yang tidak
tahu dan tidak mau, menjadi memiliki keinginan untuk mempertahankn dan
meningkatkan derajat kesehatannya baik dari yang muda hingga yang lanjut usia.
Salah seorang klien yang beralamat asli dari Garut,
Jawa Barat mengungkapkan sangat kagum dengan kami yang masih muda tetapi begitu
piawai dalam mengayomi masyarakat yang membutuhkan perhatian kesehatan. Terlebih
di usia senjanya menginjak yang 70 tahun, beliau menutur sangat interest dalam perbincangan seputar menjaga
kesehatannya seperti makanan, lifestyle
yang beresiko potensial menyebabkan hipertensi, stroke, serangan jantung, dan
banyak lagi yang lainnya.
Beliau sangat berterimakaasih atas semua yang telah
kami berikan kepadanya sampai-sampai mengira kami adalah dokter. Lalu kami
jelaskan bahwa kami adalah perawat, mitra dokter. Lanjut saya jelaskan, bahwa
tidak semua pemberi layanan kesehatan itu hanya dokter, tenaga medis yang
lainpun seperti perawat bisa memberikan yang terbaik bagi klien atau bahkan siapapun
yang berkompeten dibidang keshatan sesuai disiplin ilmunya.
Hey sobatku,.
Seberapa sedikit/banyaknya ilmu yang kita miliki,
dimanapun, bagaimanapun dan kapanpun keadaanya, kita harus siap. Ilmu itu tidak
akan membekas hingga kita bisa membagikannya kepada orang lain. Kita sebagai
profesi muda harus menunjukkan bahwa profesi perawat adalah termasuk elemen
dasar penting dalam tatanan pemrintahan, pelaksana tenaga kesehatan (care giver), sampai pendidik kesehatan
kepada masyarakat.
Karena berbagi itu, indah...
Satya
Putra Lencana
Yogyakarta,
27 Januari 2015