A.
Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan yang
terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi
lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam) yang disebabkan oleh
bakteri, virus dan parasit yang pathogen.
B.
Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
Faktor
infeksi
1. Infeksi
virus
a. Retavirus : penyebab tersering diare
akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah, timbul sepanjang
tahun, tetapi biasanya pada musin dingin.
b. Enterovirus : Biasanya timbul pada musim
panas
c. Adenovirus : Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala
pada saluran pencernaan/pernafasan
d. Norwalk : Epidemik, dapat sembuh sendiri.
2. Infeksi bakteri
a. Stigella
b. Salmonella
c. Escherichia coli
d. Campylobacter
e. Yersinia enterecolitica
Faktor
Non Infeksiosus
1.
Malabsorbsi
a. Malabsorbsi karbohidrat
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein : asam amino,
B-laktoglobulin
2.
Faktor
makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy, food allergy, down milk
protein senditive enteropathy CMPSE)
3.
Faktor
psikologis : Rasa takut, cemas
C.
Patofisiologi
Penyebab
gastroenteritis akut adalah masuknya virus (rotravirus, adenovirus enteris,
virus Norwalk), bakteri atau toksin (campylobacter, salmonella, escherihia
coli, bersinia dan lainnya). Parasit (biardia lambia, cryptosporidium) .
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel,
memproduksi enteroksin atau cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat
pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan
gastroenteritis bisa melalui kekal oral dari satu klien ke klien lain, beberapa
kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang
terkontaminasi.
Mekanisme dasar
penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga
terjadi pergeseran air dan elektronik ke dalam rongga usus. Isi rongga usus
berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi
akibat toksin di dinding usus , sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat
kemudian terjadi diare. Gangguan
multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat
dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang
mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia), gangguan
gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan siklus darah.
D.
Gejala klinis
- Diare
- Muntah
- Demam
- Nyeri abdomen
- Membran mukosa mulut dan bibir kering
- Fontanel cekung
- Kehilangan berat badan
- Tidak nafsu makan
- Badan terasa lemah
E.
Komplikasi
- Dehidrasi
- Renjatan hipovolemik
- Kejang
- Bakterimia
- Maltrunisi
- Hipoglikemia
- Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus
F.
Tingkat dehidrasi gastroenteritis
- Dehidrasi ringan : kehilangan cairan 2-5 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak klien belum jatuh pada keadaan syok.
- Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
- Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
G.
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan
laboratorium yang meliputi :
1. Pemeriksaan
tinja
a. Mikroskopis dan Makroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan
kertas lakmus dan tablet dinistest, bila di duga terdapat intoleransi gula.
c. Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan
biakan dan uji resistensi
2. Pemeriksaan darah
a. pH darah dan cadangan dikali dan
elektrolit (Natrium, kalium, kalsium dan fosfor)
b. Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui
foal ginjal.
3. Doudenal Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau
parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama di lakukan pada penderita
diare kronik.
H.
Penatalaksanaan medis
1. Pemberian cairan
a. Cairan per oral : pada klien dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan di
berikan per oral berupa cairan yg berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa.
Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar
natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula)
atau air tajin yang diberi gula dengan garam.
b. Cairan parenteral :
ü Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50
ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg BB/oral
ü Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100
ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg BB/oral
ü Dehidrasi berat : untuk anak umur 1
bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam : 10
tetes/kg BB/menit (infus set 1 ml : 15 tetes atau 13 tetes/kg BB/menit), 7
jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam : 3 tetes/kg BB/menit (infuse set 1ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125 ml/kg
BB oralit per oral, bila anak mau minum, teruskan dengan 2A intra vena 2
tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
ü Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan
berat badan 10-15 kg, 1 jam pertama 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit
(infuse set 1 ml : 15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam
kemudian 127 ml/kg BB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat
diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
ü Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan
15-25 kg, 1 jam pertama 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes /kg BB/menit (infuse set 1
ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kg BB oralit per oral.
2. Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah
pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan meringankan,
menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu
diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang mengandung cukup
kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.
3. Obat-obatan
a. Obat antiseri
b. Obat anti spasmolitik
c. Obat anti biotik
DAFTAR
PUSTAKA
Carpetino,
Lj, (1999). Rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan. Ed.2 jakarta : EGC
Dongoes
(2000). Diagnosa keperawatan.Ed.8.Jakarta : EGC
Mansjoer,
Arif, et all. (1999). Kapita selekta kedokteran. Fakultas kedokteran UI : Media
Aescullapius.
Pitono
Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK fk Universitas
Airlangga
Price,
Andrean Sylvia. (1997). Patofisiologi. Ed. I. Jakarta : EGC