LAPORAN PENDAHULUAN GASTROENTERITIS (GE) / DIARE

Selasa, 02 April 2013





A.    Definisi
Gastroenteritis adalah peradangan yang terjadi pada lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya (normal 100-200 ml per jam) yang disebabkan oleh bakteri, virus dan parasit yang pathogen.

B.     Etiologi
Penyebab dari diare akut antara lain :
Faktor infeksi

1.  Infeksi virus
a.       Retavirus : penyebab tersering diare akut pada bayi, sering didahului atau disertai dengan muntah, timbul sepanjang tahun, tetapi biasanya pada musin dingin.
b.      Enterovirus : Biasanya timbul pada musim panas
c.       Adenovirus :  Timbul sepanjang tahun, menyebabkan gejala pada saluran pencernaan/pernafasan
d.      Norwalk : Epidemik, dapat sembuh sendiri.

           2. Infeksi bakteri
a.       Stigella
b.      Salmonella
c.       Escherichia coli
d.      Campylobacter
e.       Yersinia enterecolitica

Faktor Non Infeksiosus
1.        Malabsorbsi
a.       Malabsorbsi karbohidrat
b.      Malabsorbsi lemak
c.       Malabsorbsi protein : asam amino, B-laktoglobulin
2.        Faktor makanan : Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan (milk allergy, food allergy, down milk protein senditive enteropathy CMPSE)
3.        Faktor psikologis : Rasa takut, cemas

C.    Patofisiologi
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus (rotravirus, adenovirus enteris, virus Norwalk), bakteri atau toksin (campylobacter, salmonella, escherihia coli, bersinia dan lainnya). Parasit (biardia lambia, cryptosporidium) . Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi pada sel-sel, memproduksi enteroksin atau cytotoksin dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada gastroenteritis akut.
Penularan gastroenteritis bisa melalui kekal oral dari satu klien ke klien lain, beberapa kasus ditemui penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman yang terkontaminasi.
Mekanisme dasar penyebab timbulnya diare adalah gangguan osmotic (makanan yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektronik ke dalam rongga usus. Isi rongga usus berlebihan sehingga timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi akibat toksin di dinding usus , sehingga sekresi air dan elektrolit meningkat kemudian terjadi diare.  Gangguan multilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan asam basa (asidosis metabolic dan hipokalemia), gangguan gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan gangguan siklus darah.

 D.    Gejala klinis
  1. Diare
  2. Muntah
  3. Demam
  4. Nyeri abdomen
  5. Membran mukosa mulut dan bibir kering
  6. Fontanel cekung
  7. Kehilangan berat badan
  8. Tidak nafsu makan
  9.  Badan terasa lemah


E.     Komplikasi
  1. Dehidrasi
  2. Renjatan hipovolemik
  3. Kejang
  4. Bakterimia
  5. Maltrunisi
  6. Hipoglikemia
  7. Intoleransi sekunder akibat kerusakan mukosa usus


F.     Tingkat dehidrasi gastroenteritis
  1. Dehidrasi ringan : kehilangan cairan 2-5 %  dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit kurang elastic, suara serak klien belum jatuh pada keadaan syok.
  2. Dehidrasi sedang : kehilangan cairan 5-8 % dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek, suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
  3. Dehidrasi berat : kehilangan cairan 8-10 % dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-tanda dehidrasi  sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai koma, otot-otot kaku sampai sianosis.


G.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang meliputi :
           1. Pemeriksaan tinja
a.       Mikroskopis dan Makroskopis
b.      pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet dinistest, bila di duga terdapat intoleransi  gula.
c.       Bila diperlukan, lakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
           2. Pemeriksaan darah
a.       pH darah dan cadangan dikali dan elektrolit (Natrium, kalium, kalsium dan fosfor)
b.      Kadar ureum dan kreatmin untuk mengetahui foal ginjal.
           3. Doudenal  Intubation
Untuk mengetahui jasad renik atau parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama di lakukan pada penderita diare kronik.

H.    Penatalaksanaan medis
           1.  Pemberian cairan
a.    Cairan per oral : pada klien  dengan dehidrasi ringan dan sedang, cairan di berikan per oral berupa cairan yg berisikan NaCl dan Na, HCO, K dan glukosa. Untuk diare akut di atas umur 6 bulan dengan dehidrasi ringan atau sedang kadar natrium 50-60 meg/l dapat di buat sendiri (mengandung larutan garam dan gula) atau air tajin yang diberi gula dengan garam.
b.      Cairan parenteral :
ü  Dehidrasi ringan : 1 jam pertama 25-50 ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg BB/oral
ü  Dehidrasi sedang : 1 jam pertama 50-100 ml/kg BB/hari. Kemudian 125 ml/kg BB/oral
ü Dehidrasi berat : untuk anak umur 1 bulan-2 tahun dengan berat badan 3-10 kg, 1 jam pertama : 40 ml/kg BB/jam : 10 tetes/kg  BB/menit (infus set  1 ml : 15 tetes atau 13 tetes/kg BB/menit), 7 jam berikutnya 12 ml/kg BB/jam : 3 tetes/kg BB/menit (infuse set  1ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 125 ml/kg BB oralit per oral, bila anak mau minum, teruskan dengan 2A intra vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
ü  Untuk anak lebih dari 2-5 tahun dengan berat badan 10-15 kg, 1 jam pertama 30 ml/kg BB/jam atau 8 tetes/kg BB/menit (infuse set 1 ml : 15 tetes) atau 10 tetes/kg BB/menit (1 ml : 20 tetes), 7 jam kemudian 127 ml/kg BB oralit per oral, bila anak tidak mau minum dapat diteruskan dengan 2A intra vena 2 tetes/kg BB/menit atau 3 tetes/kg BB/menit.
ü  Untuk anak lebih dari 5-10 tahun dengan 15-25 kg, 1 jam pertama 20 ml/kg BB/jam atau 5 tetes /kg BB/menit (infuse set 1 ml : 20 tetes), 16 jam berikutnya 105 ml/kg BB oralit per oral.

       2. Diatetik (pemberian makanan)
Terapi diatetik adalah pemberian makan dan minum khusus pada klien dengan tujuan meringankan, menyembuhkan serta menjaga kesehatan klien. Hal-hal yang perlu diperhatikan : memberikan ASI, memberikan bahan makanan yang mengandung cukup kalori, protein, mineral dan vitamin, makanan harus bersih.

             3. Obat-obatan
a.       Obat antiseri
b.      Obat anti spasmolitik
c.       Obat anti biotik



DAFTAR PUSTAKA

Carpetino, Lj, (1999). Rencana asuhan dan dokumentasi keperawatan. Ed.2 jakarta : EGC

Dongoes (2000). Diagnosa keperawatan.Ed.8.Jakarta : EGC

Mansjoer, Arif, et all. (1999). Kapita selekta kedokteran. Fakultas kedokteran UI : Media Aescullapius.

Pitono Soeparto, dkk. (1997). Gastroenterologi Anak. Surabaya : GRAMIK fk Universitas Airlangga

Price, Andrean Sylvia. (1997). Patofisiologi. Ed. I. Jakarta : EGC

Share this article :
Comments
0 Comments

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Your comment here

Radio Rodja 756AM

Last Detik News

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Satya Excel Site - ساتيا ممتاز - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Inspired by Sportapolis Shape5.com
Proudly powered by Blogger