BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit-penyakit inflamatorik kolon atau
penyakitpenyakit radang usus besar
( Inflammatory Bowel Diseases) dapat dibagi dalam dua golongan :
- Penyakit radang kolon karena infeksi
- Penyakit radang kolon karena non-infeksi.
Penyakit infeksi disebabkan
karena kuman Shigella, ameba dan sebagainya.
Yang akan
dibahas sekarang adalah penyakit radang kolonyang non-infeksi atau tidak jelas disebabkan
karena infeksi.Walaupun kasus ini tidak begitu sering dijumpai diIndonesia
dibandingkan dengan negara-negara Barat, akantetapi justru karena hal ini, maka
penyakit tersebut seringkurang mendapat perhatian oleh dokter di Indonesia,
sehingga diagnosa menjadi salah dan pengobatan tidak diberikan dengan tepat.
B.
Rumusan Masalah
- Apa Pengertian
dari Penyakit Crohn ?
- Apa Etioligi
dari Penyakit Crohn ?
- Bagaimana
Patofisiologis dari Crohn ?
- Bagaiman Patogenesis dari Penyakit Crohn ?
- Apa saja
Tanda dan Gejala yang muncul dari Penyakit Crohn ?
- Apa saja
Komplikasi dari Penyakit Crohn ?
- Apa saja
Diagnosa yang mungkin muncul pada Penyakit Crohn ?
- Bagaimana
Prognosis Penyakit Crohn ?
- Bagaimana
Pengobatan Penyakit Crohn ?
C.
Batasan Masalah
Penulis
hanya membahas tentang : pengertian Penyakit Crohn, etiologi, patogenesis,
tanda dan gejala, komplikasi, diagnosa, prognosis dan pengobatanya.
D.
Tujuan
- Tujuan Umum :
Untuk memenuhi salah satu
tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan
2. Tujuan Khusus :
a.
agar bisa mengerti dan memahami
tentang Penyakit Crohn.
b.
agar dapat mengetahui penyebab dan
patogenesis Penyakit Crohn.
c. Agar bisa mengetahui
tanda dan gejala serta penatalaksanaannya
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Penyakit Crohn
Penyakit
Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah peradangan
menahun pada dinding usus. Enteritis
regional, ileokolitis, atau Penyakit Crohn merupakan suatu penyakit peradangan
granulomatosa kronik pada saluran cerna yang sering terjadi berulang.
Penyakit ini mengenai seluruh ketebalan dinding usus. Kebanyakan terjadi pada bagian terendah
dari usus halus (ileum) dan usus besar, namun dapat terjadi pada bagian manapun
dari saluran pencernaan, mulai dari mulut sampai anus, dan bahkan kulit sekitar
anus.
B.
Etiologi
Etiologi Penyakit Crohn tidak diketahui. Penelitian memusatkan perhatian
pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu :
- Kelainan fungsi sistem pertahanan tubuh.
- Infeksi.
- Makanan.
Walaupun tidak
ditemukan adanya autoantibodi, enteritis regional diduga merupakan reaksi
hipersensitivitas atau mungkin disebabkan oleh agen infektif yang belum
diketahui. Teori-teori ini dikemukakan karena adanya lesi-lesi granulomatosa
yang mirip dengan lesi-lesi yang dtemukan pada jamur dan tuberkulosis paru. Terdapat beberapa persamaan yang menrik antara enteritis
regional dan kolitis ulseratif. Keduanya adalah penyakit radang, walaupun
lesinya berbeda. Kedua penyakit ini mempunyai manifestasi di luar saluran cerna
yaitu uveitis, artritis dan lesi-lesi kulit yang identik.
C.
Patofisiologi
Enteritis regional umumnya
terjadi pada remaja atau dewasa muda, tetapi dapat terjadi kapan saja selam
hidup. Keadaan ini sering terihat pada populasi 50-80 tahun. Meskipun ini dapat
terjadi dimanasaja disepanjang saluran gastrointestinal, area paling umum yang
serin terkena adalah ilium distal dan kolon.
Enteritis regional adalah inflamasi kronis
dan subkutan yang meluas keseluruh lapisan dimding usus dari mukosa usus, ini
disebut juga transmural. Pembentukan fistula, fisura, dan abses terjadi sesuai
luasnya inflamasi kedalaman peritonium, lesi (ulkus) tidak pada kontak terus
menerus, granuloma terjadi pada setengah kasus. Pada kasus lanjut mukosa usus
mempunyai penampilan ”Coblestone”. Dengan berlanjutnya penyakit, dinding usus
menebal dan menjadi tibrotit, dan lumen usus menyempit.
D.
Patogenesis
Ileum terminal terserang pada sekitar 80% kasus enteritis regional. Pada sekitar 35% kasus lesi-lesi terjadi pada kolon. Esofagus
dan lambung lebih jarang terserang. Dalam beberapa hal terjadi lesi “melompat”
yaitu bagian usus yang sakit dipisahkan oleh daerah-daerah usus normal
sepanjang beberapa inci atau kaki. Lesi diduga mulai pada kelenjar limfe dekat
usus halus yang akhirnya menyumbat aliran saluran limfe. Selubung submukosa
usus jelas menebal akibat hiperplasia jaringan limfoid dan limfedema. Dengan
berlanjutnya proses patogenik, segmen usus yang terserang menebal sedemikian
rupa sehingga kaku seperti slang kebun, lumen usus menyempit, sehingga hanya
sedikit dilewati barium, menimbulkan “string sign” yang terlihat pada
radiogram. Seluruh dinding usus terserang. Mukosa seringkali meradang dan
bertukak disertai eksudat yang putih abu-abu.
E.
Tanda Dan Gejala
Para
penderita mengeluh mengenai sakit perut yang berulang-ulang, sering mendapat
serangan diare, atau sebaliknyasusah buang air besar, kadang-kadang panas,
nafsu makan berkurang dan penurunan berat badan.
Perdarahan per anum sering disebabkan radang pada kolon.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan. Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses).
Pada pemeriksaan fisik ditemukan benjolan atau rasa penuh pada perut bagian bawah, lebih sering di sisi kanan. Komplikasi yang sering terjadi dari peradangan ini adalah penyumbatan usus, saluran penghubung yang abnormal (fistula) dan kantong berisi nanah (abses).
Bila Penyakit
Crohn menyebabkan timbulnya gejala-gejala saluran pencernaan, penderita juga
bisa mengalami :
- peradangan
sendi (artritis).
- peradangan
bagian putih mata (episkleritis).
- luka
terbuka di mulut (stomatitis aftosa).
- nodul
kulit yang meradang pada tangan dan kaki (eritema nodosum).
- luka biru-merah di kulit yang bernanah (pioderma gangrenosum).
Jika Penyakit Crohn tidak menyebabkan timbulnya
gejala-gejala saluran pencernaan, penderita masih bisa mengalami :
- peradangan pada tulang belakang (spondilitis
ankilosa).
- peradangan pada sendi panggul (sakroiliitis).
- peradangan
di dalam mata (uveitis) .
- peradangan pada saluran empedu (kolangitis
sklerosis primer).
Pada
anak-anak, gejala-gejala saluran pencernaan seperti sakit perut dan diare sering
bukan merupakan gejala utama dan bisa tidak muncul sama sekali.
Gejala utamanya mungkin berupa peradangan sendi, demam, anemia atau pertumbuhan yang lambat. Pola umum dari Penyakit Crohn, Gejala-gejala Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum terjadi, yaitu :
Gejala utamanya mungkin berupa peradangan sendi, demam, anemia atau pertumbuhan yang lambat. Pola umum dari Penyakit Crohn, Gejala-gejala Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum terjadi, yaitu :
- Peradangan : nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan
- Penyumbatan usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di dinding usus, pembengkakan perut, sembelit dan muntah-muntah
- Peradangan dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan kelemahan menahun
- Pembentukan saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan penurunan berat badan.
F.
Komplikasi
Pada kasus
yang menahun, timbul striktura yang menyebabkan obstruksi, fistel-fistel antara
usus dan usus kecil atau antara usus dan kandung kemih atau fistel antara usus
dan kulit. Di sekitar anus terdapat fistel-fistel, fisur-fisur dan abses-abses.
Perdarahan yang banyak atau perforasi jarang terjadi. Begitupula jarang terjadi dilatasi akut. Karsinoma
kolon dulu diduga tidak begitu sering akan tetapi sekarang kasus. Karsinoma
lebih sering ditemukan pada kolitis Crohn. Kadang-kadang timbul hiperoxaluria
dan batu oxalat. Proses radang dapat menjalar ke ureter yang menyebabkan
pyelonefritis yang berulang, stenosis pada ureter dan hidronefrosis.
G. Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan adanya kram perut
yang terasa nyeri dan diare berulang, terutama pada penderita yang juga
memiliki peradangan pada sendi, mata dan kulit. Tidak ada pemeriksaan khusus untuk mendeteksi Penyakit
Crohn, namun pemeriksaan darah bisa menunjukan adanya :
- anemia.
- peningkatan abnormal dari jumlah sel darah putih.
- kadar albumin yang rendah
- tanda-tanda peradangan lainnya.
Barium
enema bisa menunjukkan gambaran yang khas untuk Penyakit Crohn pada usus besar.
Jika masih belum pasti, bisa dilakukan pemeriksaan kolonoskopi (pemeriksaan
usus besar) dan biopsi untuk memperkuat diagnosis. CT scan bisa memperlihatkan
perubahan di dinding usus dan menemukan adanya abses, namun tidak digunakan
secara rutin sebagai pemeriksaan diagnostik awal.
H. Prognosis
Beberapa penderita sembuh total setelah suatu serangan
yang mengenai usus halus. Tetapi Penyakit Crohn biasanya muncul lagi dengan
selang waktu tidak teratur sepanjang hidup penderita. Kekambuhan ini bisa
bersifat ringan atau berat, bisa sebentar atau lama.
Mengapa gejalanya datang dan pergi dan apa yang memicu
episode baru atau yang menentukan keganasannya tidak diketahui. Peradangan
cenderung berulang pada daerah usus yang sama, namun bisa menyebar pada daerah
lain setelah daerah yang pernah terkena diangkat melalui pembedahan. Penyakit Crohn biasanya tidak berakibat fatal. Tetapi
beberapa penderita meninggal karena kanker saluran pencernaan yang timbul pada Penyakit
Crohn yang menahun.
I. Pengobatan
Pada dasarnya pengobatan medis-konservatif dengan diit
dan obat-obat lebih baik daripada pembedahan.
Ø
Diit :
Makanan sebaiknya lunak, tidak merangsang, rendah
lemak dan tinggi serat. Dahulu
dianjurkan rendah serat, akan tetapi kemudian ternyata bahwa tinggi serat lebih
baik. Rendah serat hanya diberikan bila ada steatorea atau ada striktura.
Ø Obat-obat :
Kortikosteroid baik
pada penyakit yang aktif. Dosis sama dengan kolitis ulserosa.
Salazopyrin juga baik
untuk penyakit yang aktif akan tetapi kurang memuaskan untuk pengobatan
"maintenance".
Azathioprine dapat
dicoba pada mereka yang tidak menunjukkan perbaikan atau kambuhlagi dengan
obat-obat lain.
Metronidazole dapat memberikan
hasil yang baik bila adasepsis. Laporan-laporan yang terakhir menyebutkan hasil
yang memuaskan pada kasus dengan fistula. Fistula tersebut menutup setelah
pengobatan dengan metronidazole. Dahulu,adanya fistel merupakan indikasi untuk
operasi akan tetapisekarang metronidazole merupakan alternatif yang lebih baik.
Ø Pembedahan :
Indikasi
untuk pembedahan adalah :
1. kelainan-kelainan
perianal
2. obstruksi.
3. bila ada perdarahan
yang banyak.
4. adanya keganasan.
5.
bila pengobatan dengan obat-obat
dan diit tidak memberikan hasil yang baik.
Pada pembedahan selalu dikerjakan suatu end-to-end anastomosis
dan reseksi harus dibatasi pada bagian yang perlu diangkat saja. Tindakan
bypass harus dihindari karena sering menimbulkan residif dan disertai dengan
timbulnya banyak kuman-kuman dan malabsorpsi. Tiap tindakan pembedahan harus dilindungi oleh kortikosteroid
BAB III
KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT CROHN
A.
Pengkajian
- Pengkajian subjektif
a. Riwayat kesehatan :
untuk mengidentifikasi awitan, durasi, dan karakteristik nyeri abdomen; diare,
tenesmus, mual, anoreksia, penurunan BB.
b. Riwayat keluarga
c. Pola diet : Alkohol,
kavein, dan nikotin.
d. Pola eliminasi :
karakter, frekuensi, dan adanya darah, pus, lemak, atau mukus.
e. Alergi : intoleransi
usus atau laktose.
2. Pengkajian obektif
a. Auskultasi abdomen :
bising usus dan karakteristiknya.
b. Palpasi abdomen :
distensi, nyeri tekan, atau nyeri.
c. Inspeksi kulit :
adanya saluran fistula atau gejala dehidrasi.
d.
Perdarahan rektal adalah tanda
dominan.
B.
Diagnosa Keperawatan
- Diare
b/d proses inflamasi
- Nyeri
b/d peningkatan peristaltik dan inflamasi
- Kurang volume cairan dan elektrolit b/d anoreksi, mual, dan diare
- Perubahan
nutris kurang dari kebutuhan tubuh b/d pembatasan diet, mual, dan
malabsorbesi
- Intoleransi
aktivitas b/d keletihan
- Ansietas
b/d rencana pembedahan
- Koping individu tidak efektif b/d episode diare berulang
- Risiko
kerusakan integritas kulit b/d malnutrisi dan diare
- Kurang
pengetahuan mengenai proses dan penatalaksanaan penyakit
C.
Perencanaan dan Implementasi
- Tujuan :
a. Eliminasi usus normal
b. Hilangnya nyeri
abdomen dan kram
c. Mencegah kekurangan
volume cairan
d. Mempertahankan
nutrisi dan berat badan optimal
e. Menghindari keletihan
f. Penurunan ansietas
dan koping efektif
g. Mencegah kerusakan
kulit
h.
Mendapatkan pengetahuan dan
pemhaman tentang proses penyakit dan program terapiutik
i.
Tidak adanya komplikasi
2. Intervensi keperwatan
a.
Mempertahankan pola eliminasi
normal
b.
Menghilangkan nyeri
c.
Mempertahankan pemasukan cairan
d.
Tindakan nutrisional
e.
Meningkatkan istirahat
f.
Mengurangi ansietas
g.
Tindakan koping
h.
Mencegah kerusakan kulit
i.
Pendidikan pasien dan pertimbangan perawatan
dirumah
j.
Memantau dan mengatasi komplikasi potensial
D. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
- Melaporkan
penurunan dalam frekuensi feses diare
- Sedikit
mengalami nyeri
- Mempertahankan
keseimbangan volume cairan
- Mendapatkan
nutrisi optimal-mentoleransi pemberian makan sedikit dan sering tanpa
diare
- Menghindari
episode keletihan
- Sedikit
mengalami ansietas
- Menghadapi
diagnosa dengan baik
- Mempertahankan
integritas kulit
- Memporoleh
pemahaman tentang proses penyakit
- Tidak
mengalami komplikasi
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Penyakit
Crohn (Enteritis Regionalis, Ileitis Granulomatosa, Ileokolitis) adalah
peradangan menahun pada dinding usus. Etiologi Penyakit Crohn tidak diketahui. Penelitian memusatkan perhatian
pada tiga kemungkinan penyebabnya, yaitu :
- Kelainan fungsi sistem pertahanan tubuh.
- Infeksi.
- Makanan.
Penyakit Crohn dapat terjadi dimanasaja disepanjang saluran
gastrointestinal, area paling umum yang serin terkena adalah ilium distal dan
kolon.
Gejala-gejala
Penyakit Crohn pada setiap penderitanya berbeda, tetapi ada 4 pola yang umum
terjadi, yaitu :
- Peradangan
: nyeri dan nyeri tekan di perut bawah sebelah kanan.
- Penyumbatan
usus akut yang berulang, yang menyebabkan kejang dan nyeri hebat di
dinding usus, pembengkakan perut,
sembelit dan muntah-muntah.
- Peradangan
dan penyumbatan usus parsial menahun, yang menyebabkan kurang gizi dan
kelemahan menahun.
- Pembentukan
saluran abnormal (fistula) dan kantung infeksi berisi nanah (abses), yang
sering menyebabkan demam, adanya massa dalam perut yang terasa nyeri dan
penurunan berat badan.
Komplikasi
pada kasus yang menahun, timbul striktura yang menyebabkan obstruksi,
fistel-fistel antara usus dan usus kecil atau antara usus dan kandung kemih
atau fistel antara usus dan kulit. Pengkajian dan diagnosis yang tepat akan mempermudah
pengobatan.
B.
Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan,
oleh karena itu penulis berharap kritik dan saran yang membangun untuk
pembuatan makalah selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Smeltzer, Suzanne C. 2001. BUKU AJAR
Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Vol. 2. Jakarta : EGC
Johnson,Marion dan Maridean
mass.2004.Nursing Outcome Clasification.USA.Mosby year book
Mc Loskey,Joanne C dan Gloria
M.Bulechec.2004.Nursing Intervention Clasification.USA.Mosby year book
Meteor.2008. Asuransi PT
prudential.www.meteorincome.com/asuransiprudential.php – 88k. 19 februari 2008
Santoso, Budi.2006.Panduan
Diagnosa Keperawatan Nanda. Prima Medikal. Jakarta
Smeljer, Susani
C.2001.Keperawatan Medikal Bedah ;Jakarta.EGC
Mari baca testimoni pesakit Crohns Disease yang semakin sihat dan disahkan hamil selepas 5 tahun menanti
BalasHapushttp://www.freevitamin.my/2013/11/testimoni-vivix-pesakit-crohns-disease.html
Baik,terimakasih :)
Hapus