ALERGI SPERMA
"Benarkah
ada kondisi yang dinamakan alergi sperma? Seperti apa gejalanya? Apakah kondisi
ini disebabkan kelainan genetik atau akibat gaya hidup yang kurang baik? Bila
seorang perempuan mendapat diagnosis alergi sperma, apakah artinya ia tak dapat
hamil selamanya?"
Menurut dr
Caroline Tirtajasa, SpOG(K), dokter spesialis kebidanan dan kandungan,
konsultan Fertility dan Hormon Reproduksi FKUI-RSCM, Jakarta, sperma diproduksi
pada testis, sehingga terlindungi dari sel-sel imun. Jika terjadi sesuatu yang
menyebabkan sel sperma terpapar ke dalam aliran darah dan "bertemu"
langsung dengan sel imun, maka akan terjadi pembentukan autoantibodi, yaitu
antibodi terhadap sel tubuh sendiri. Hal ini antara lain bisa disebabkan oleh
trauma atau infeksi.
Pada kondisi
seperti ini, seorang pria mempunyai antibodi antispermanya sendiri. Jika
dilakukan analisis sperma akan ditemukan aglutinasi atau penggumpalan. Atau,
bisa juga berupa kelainan morfologi sperma. Pada keadaan lain, antibodi sperma ini
dapat juga dibentuk oleh sel imun istrinya. Antibodi terkonsentrasi di cairan
mulut rahim, sehingga mengurangi kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.
Penyebab
masalah ini bukanlah faktor genetik, melainkan imunologi (daya tahan tubuh
terhadap penyakit). Jika setelah berkali-kali berhubungan seksual seorang
perempuan tidak juga berhasil hamil, maka dapat dicoba inseminasi intrauterin.
Melalui cara ini, faktor imunologi dapat diatasi dengan pencucian atau
preparasi sperma terlebih dahulu. Sperma dibantu masuk ke dalam rahim dengan
kateter kecil, sehingga tidak melewati cairan mulut rahim yang mengandung
antibodi antisperma.
Source ; http://female.kompas.com/relationship/andadia