LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN
DENGAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
Disusun Oleh :
Satya Putra
Lencana
M11.01.0015
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
MADANI
YOGYAKARTA
2012
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT
A.
PENGERTIAN
Aktivitas adalah suatu energy atau
keadaan bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan
hidup. Salah satu tanda kesehatan adalah adanya kemampuan seseorang melakukan
aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang
tidak terlepas dari keadekuatan system persarafan dan muskuloskeletel.
Kebutuhan aktivitas (pergerakan)
merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dengan kebutuhan dasar dan
tidur, dan saling mempengaruhi manusia yang lain seperti istirahat.
Aktivitas sebagai salah satu tanda
bahwa seseorang itu dalam keadaan sehat. Seseorang dalam rentang sehat dilihat
dari bagaimana kemampuannya dalam melakukan berbagai aktivitas seperti misalnya
berdiri, berjalan dan bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang itu tidak terlepas
dari keadekuatan system persarafan dan musculoskeletal.
Aktivitas sendiri sebagai suatu
energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan hal tersebut agar dapat
memenuhi kebutuhan hidupnya.
B.
KONSEP DASAR
Fisiologi
Pergerakan
Pergerakan merupakan rangkaian yang
terintegrasi antara system musculoskeletal dan system persarafan.
- Sistem Musculoskeletal berfungsi sebagai :
a.
Mendukung dan memberi bentuk jaringan tubuh
b.
Melindungi bagian tubuh tetentu seperti hati, ginjal,
otak dan paru-paru
c.
Tempat melekatnya
otot dan tendon
d.
Sumber mineral
seperti garam dan posfat
e.
Tempat produksinya
sel darah
- Sistem Otot Berfungsi Sebagai :
a.
Pergerakan
b.
Membentuk postur
c.
Produksi panas karena adanya kontraksi dan relaksasi
C.
NILAI NILAI NORMAL
Kategori tingkat kemampuan aktivitas adalah sebagai
berikut :
Tingkat
Aktivitas / Mobilisasi
|
Kategori
|
Tingkat 0
|
Mampu
merawat diri sendiri secara penuh
|
Tingkat 1
|
Memerlukan
penggunaaan alat
|
Tingkat 2
|
Memerlukan
bantuan atau pengawasan orang lain
|
Tingkat 3
|
Memerlukan
bantuan, pengawasan orang lain dan peralatan
|
Tingkat 4
|
Sangat
tergantung dan tidak dapat melakukan atau berpartisipasi dalam perawatan
|
D.
RENTANG GERAK SENDI
Gerak Sendi
|
Derajat
Rentang yang Normal
|
Bahu
:
Ø
Aberhubungan
denganuksi
|
180
|
Siku
:
Ø
Fleksi
|
150
|
Pergelangan
Tangan :
Ø
Fleksi
Ø
Ekstensi
Ø
Hiperekstensi
Ø
Aberhubungan
denganuksi
Ø
Adduksi
|
80 – 90
80 – 90
70 – 90
0 – 20
30 – 50
|
Tangan
Dan Jari :
Ø
Fleksi
Ø
Ekstensi
Ø
Hiperekstensi
Ø
Aberhubungan
denganuksi
Ø
Adduksi
|
90
90
30
20
20
|
Keterangan :
Fleksi ;
Menekuk persendian
Ekstensi : Meluruskan persensian
Aberhubungan
denganuksi : Gerakkan anggota tubuh ke
arah atas
Adduksi : Gerkana anggota tubuh menjauhi aksis
Rotasi : Memutar atau menggerakkan suatu bagian
melingkar aksis
Pronasi : Memutar ke bawah
Supinasi : Memutar ke atas
Infers : Menggerakkan ke dalam
Efersi : Menggerakkan ke luar
E.
DERAJAT KEKUATAN OTOT
Untuk mengetahui seberapa derajat kekuatan otot dapat digunakan dengan
sekala sebagai berikut :
Skala
|
Kakuatan Otot
(%)
|
Keternagan
|
0
|
0
|
Paralisis
sempurna
|
1
|
10
|
Tidak
ada gerakkan, kontraksi otot dapat dipalpasi atau dilihat
|
2
|
25
|
Gerakkan
otot penuh melawan gravitasi dengan topangan
|
3
|
50
|
Gerkkan
yang normal melawan gravitasi
|
4
|
75
|
Gerakkan
penuh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan minimal
|
5
|
100
|
Kekuatan
normal, gerkkan penh yang normal melawan gravitasi dan melawan tahanan penuh
|
F.
POSTUR TUBUH (BODY ALIGMENT)
Postur tubuh merupakan susunan
geometris dari bagian-bagian tubuh yang berhubungan dengan bagian tubuh lain.
Bagian yang dipelajari dari postur tubuh adalah persendian,, tendon, ligamen,
dan otot. Apabila keempat bagian tersebut digunakan dengan benar dan terjadi
keseimbangan, maka dapat menjadikan fungsi tubuh maksimal, seperti dala posisi
duduk, berdiri dan berbaring yang benar.
Potur tubuh yang baik dapat
meningkatkan fungssi tangan dengan baik, mengurangi jumlah energy yang
digunakan, memperthaankan keseimbangan, mengurangi kecelakaan, memperluas
ekspansi paru dan menigkatkan sirkulasi renal dan gastrointestinal. Untuk mendapatkan
postur tubuh yang benar, terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan,
diantaranya :
1. Keseimbangan dapar dipertahankan jika garis
gravitasi (line og gravy – garis imajiner vertical) melewati pusat gravitasi
(center of gravity – titik yang berada di pertengahan garis tubuh) dan dasar
tumpuan (base of support – posisi menyangga atau menopang tubuh)
2. Jikia dara tumpuan lebih luas dan pusat gravitasi
lebih rendah, kestabilan dan keseimbangan akan lebih besar.
3. Jika gravitasi berada di luar pusat dasar tumpuan,
enegi akan lebih banya digunakan untuk memperthanakan keseimabangan.
4. Dasar tumpuan yang luas dan bagian – bagian dari
postur tubuh yang baik akan menghemat energy dan mencegah kelelahan otot.
5. Perubahan dalam posisi tubuh membantu mencegah
ketidak nyamanan otot.
6. Mempertkuat otot yang lemah dapat membantu mencegah
kekakuan otot dan ligament.
7. Posisi dan aktivitas yang bervariasi dapat membantu mempertahankan otot
dan mencegah kelelahan.
8. Pergantian antara masa aktivitas dan istirahat dapat
mencegah kelelahan.
9. Membagi keseimbangan antara aktivitas pada lengan
dan kaki untuk mencegah beban belakang.
10. Postur yang buru dalam waktu yang lama dapat
menimbulkan rasa nyeri, kelelahan otot, dan kontraktur.
G. BODY MECHANIC
Mekanika
adalah penggunaan organ secara efisien dan efektif sesuai fungsinya. Melakukan
aktivitas dan istirahat pada posisi yang benar akan meningkatkan kesehatan.
Ortopedik
adalah pencegahan dan perbaikan dari kerusakan struktur tubuh seperti pada
orang yang mengalami gangguan otot. Orang yang bedrest lama akan menurunkan
tonus otot.
Perlu dipahami tentang body
aligment, keseimbangan dan kooerdinasi.
a.
Body
aligment/postur
Postur yang baik karena
menggunakan otot dan rangka tersebut secara benar. Misalnya pada posisi duduk, berdiri, mengangkat
benda, dll.
b.
Keseimbangan
Keadaan postur yang seimbang sesuai dengan garis
sumbu dengan sentralnya adalah gravitasi.
c.
Koordinasi
pergerakan tubuh
Kemampuan tubuh dalam mempertahankan keseimbangan seperti
kemampuan mengangkat benda, maksimal 57 % dari berat badan.
H.
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI POSTUR TUBUH DAN
PERGERAKKAN
- Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan
neorumuskuler dan tubuh secara proporsional, postur, pergerakan dan refleks
akan berfungsi secara optimal.
- Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh dan immobilisasi akan
mempengaruhi pergerakan tubuh
- Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot
dan obesitas dapat menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas
- Emosi
Rasa aman dan
gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang. Keresahan dan kesusahan
dapat menghilangkan semangat yang kemudian sering dimanifestasikan dengan
kurangnya aktivitas
- Kelemahan neorumuskel dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti scoliosis, lordosis
dan kiposis dapat berpengaruh terhadap pergerakan
- Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor
kurang melakukan aktivitas bila dibandingkan dengan petani atau buruh.
- Status kesehatan
- Gaya hidup
- Perilaku dan nilai
I.
MOBILISASI
- Pengertian Mobilisasi
Mobilisasi adalah suatu kondisi dimana tubuh dapat melakukan
kegiatan dengan bebas
(Kosier,
1989)
- Tujuan dai mobilisasi antara lain :
a. Memnuhi kebutuhan dasar manusia
b. Mencegah terjadinya trauma
c. Mempertahankan tingkat kesehatan
d. Memperrthanakan interaksi social dan peran sehari –
hari
e. Mencegah hilangnya kamampuan funsi tubuh.
- Faktor yang mempengaruhi mobilisasi :
a. Gaya hidup
b. Proses penyakit dan injuri
c. Kebudayaan
d. Tingkat energy
e. Usia dan satud perkembangan
J.
IMOBILISASI
Imobilisasi adalah ketidakmamapuan
untuk bergerak secara aktif akibat berbagai penyakit atau impairment (gangguan
pada alat / organ tubuh) yang bersifat fisik atau mental. Imobilisasi juga
dapat diartikan sebagai suatu keadaan tidak bergerak/tirah baring yang terus – menerus selama 5 hari akibat
perubahan fungdi fisiologis
(Lindgren et al, 2004)
K.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KURANGNYA PERGERAKAN ATAU IMMOBILISASI
- Gangguan musculoskeletal
a. Osteoporosis
b. Atropi
c. Kontraktur
d. Kekakuan
dan sakit sendi
- Gangguan kardiovaskuler
a. Postural
hipotensi
b. Vasodilatasi
vena
c. Peningkatan
penggunaan valsava maneuver
- Gangguan system respirasi
a. Penurunan
gerak pernafasan
b. Bertambahnya
sekresi paru
c. Atelektasis
d. Hipotesis
pneumonia
L. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TOLERANSI
AKTIVITAS
- Faktor fisiologis
a.
Frekuensi penyakit atau operasi dalam 12
bulan
b.
Tipe penyakit atau operasi dalam 12
bulan terakhir
c.
Status kardiopulmonar ( mis. Dispneu,
nyeri dada )
d. Status musculoskeletal ( mis. Penurunan massa otot )
e.
Pola tidur
f.
Keberadaan nyeri, pengontrolan nyeri
g.
Tanda-tanda vital: frekuensi pernapasan
dan nadi kembali ke tingkat istirahat dalam 5 menit setelah latihan, tekanan
darah kembali seperti semula dalam 5-10 menit setelah latihan
h.
Tipe dan frekuensi aktivitas latihan
i.
Kelainan
hasil laboratorium seperti penurunan konsentrasi O2 arteri, penurunan kadar
hemoglobin, kadar elektrolit yang tidak normal
- Faktor emosional
a.
Suasasana hati (mood), depresi, cemas
b.
Motivasi
c. Ketergantungan zat kimia (mis. Obat-obatan, alcohol,
nikotin )
d.
Gambaran diri
- Faktor Perkembangan
a. Usia
b. Jenis
kelamin
c. Kehamilan
d. Perubahan
massa otot karena perubahan perkembangan
e.
Perubahan
system skeletal karena perubahan perkembangan.
ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN
ISTIRAHAT
A.
PENGKAJIAN
Tanggal
Masuk :
Jam :
No. CM :
Tanggal
Pengkajian :
Jam :
Diagnosa
Medis :
- BIODATA
a. Identitas klien
Nama :
Tempat Tanggal
Lahir :
Umur :
Jenis
kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjan :
Suku /
Bangsa :
Status :
No. CM :
Alamat :
b. Identitas penanggung jawab
Nama :
Tempat Tanggal
Lahir :
Umur :
Jenis
kelamin :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku /
Bangsa :
Status :
Alamat :
Hub.dg
klien :
- RIWAYAT KESEHATAN
a.
Keluhan
utama
Yang
biasa muncul pada pasien dengan gangguan aktivitas dan latihan adalah rasa
nyeri, lemas, pusing, mengeluh sakit kepala berat, badan terasa lelah, muntah
tidak ada, mual ada, bab belum lancar terdapat warna kehitaman dan merah segar
hari belum bab, urine keruh kemerahan, parese pada ekstermitas kanan ataupun
fraktur.
Nyeri
tersebut bisa akut atau kronik tergantung lamanya serangan. Untuk memperoleh
pengkajian yang lengkap tentang rasa nyeri klien digunakan:
1)
Provoking
Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi yang menjadi faktor presipitasi
nyeri.
2)
Quality
of Pain: seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau digambarkan klien. Apakah
seperti terbakar, berdenyut, atau menusuk.
3)
Region
: radiation, relief: apakah rasa sakit bisa reda, apakah rasa sakit menjalar
atau menyebar, dan dimana rasa sakit terjadi.
4)
Severity
(Scale) of Pain: seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan klien, bisa
berdasarkan skala nyeri atau klien
menerangkan seberapa jauh rasa sakit mempengaruhi kemampuan fungsinya.
5)
Time:
berapa lama nyeri berlangsung, kapan, apakah bertambah buruk pada malam hari
atau siang hari.
b.
Riwayat
penyakit sekarang
Pengumpulan data yang dilakukan
untuk menentukan sebab dari nyeri/fraktur, yang nantinya membantu dalam membuat
rencana tindakan terhadap klien. Ini bisa berupa kronologi terjadinya nyeri/fraktur
tersebut sehingga nantinya bisa ditentukan kekuatan yang terjadi dan bagian
tubuh mana yang terkena. Selain itu, dengan mengetahui mekanisme terjadinya nyeri
bisa diketahui nyeri yang lain.
Ø Waktu terjadinya sakit
Kapan
mulai terjadi nyeri dan seberapa sering atau frekuensi nyeri yang dirasakan,
apakah hilang timbul, sering, dan sebagainya.
Ø Proses terjadinya sakit
Perlu
dikaji bagaiamana proses dapat terjadinya sakit, kapan.
Ø Upaya
yang telah dilakukan selama sakit
Ø Hasil
pemeriksaan sementara / sekarang
c.
Riwayat
penyakit dahulu.
Ditanyakan apakah ada anggota
keluarga yang mengalami hipertensi apakah sebelumnya pasien pernah mengalami
penyakit seperti saat ini.
d.
Riwayat
kesehatan keluarga.
Perlu dikaji penyakit riwayat keluarga
yang berhubungan dengan penyakit tulang atau tidak. Penyakit tulang merupakan
salah satu faktor predisposisi terjadinya fraktur, seperti diabetes,
osteoporosis yang sering terjadi pada beberapa keturunan, dan kanker tulang
yang cenderung diturunkan secara genetik
(Ignatavicius, Donna D)
e.
Riwayat
kesehatan lingkungan klien
f.
Genogram
Adalah gambar bagan riwayat
keturunan atau struktur anggota keluarga dari atas hingga ke bawah yang
didasarkan atas tiga generasi sebelum pasien. Berikan keterangan manakah simbol
pria, wanita, keterangan tinggal serumah, yang sudah meninggal dunia serta
pasien yang sakit.
- POLA FUNGSI KESEHATAN (GORDON)
a.
Persepsi Terhadap Kesehatan –
Manajemen Kesehatan
1) Tingkat
pengetahuan kesehatan / penyakit meliputi sebelum sakit dan selam sakit
2) Perilaku
untuk mengatasi masalah kesehatan meliputi sebelum sakit dan selam sakit
3) Faktor-faktor
resiko sehubungan dengan kesehatan
b.
Pola Aktivitas Dan Latihan
Menggunakan tabel aktifitas meliputi
makan, mandi berpakaian, eliminasi, mobilisaasi di tempat tidur, berpindah,
ambulansi, naik tangga, serta berikan keterangan skala dari 0 – 4 yaitu :
0 :
Mandiri
1 :
Di bantu sebagian
2 :
Di bantu orang lain
3 :
Di bantu orang dan peralatan
4 :
Ketergantungan / tidak mampu
Aktifitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan
|
√
|
|
|
|
|
Mandi
|
√
|
|
|
|
|
Berpakaian
|
√
|
|
|
|
|
Eliminasi
|
√
|
|
|
|
|
Mobilisasi ditempat
tidur
|
√
|
|
|
|
|
Berpindah
|
|
√
|
|
|
|
Ambulansi
|
|
√
|
|
|
|
Naik tangga
|
|
√
|
|
|
|
c.
Pola Istirahat Tidur
Ditanyakan :
1) Jam
berapa biasa mulai tidur dan bangun tidur
2) Sonambolisme
3) Kualitas
dan kuantitas jam tidur
d.
Pola Nutrisi - Metabolic
Ditanyakan :
1)
Berapa kali makan sehari
2)
Makanan kesukaan
3) Berat
badan sebelum dan sesudah sakit
4) Frekuensi
dan kuantitas minum sehari
e.
Pola Eliminasi
1)
Frekuensi dan kuantitas BAK dan BAB
sehari
2)
Nyeri
3)
Kuantitas
f.
Pola Kognitif Perceptual
Adakah gangguan penglihatan, pendengaran
(Panca Indra)
g.
Pola Konsep Diri
1) Gambaran
diri
2) Identitas
diri
3) Peran
diri
4) Ideal
diri
5) Harga
diri
h.
Pola Koping
Cara pemecahan dan penyelesaian masalah
i.
Pola Seksual – Reproduksi
Ditanyakan : adakah gangguan pada alat
kelaminya.
j.
Pola Peran Hubungan
1)
Hubungan dengan anggota keluarga
2)
Dukungan keluarga
3)
Hubungan dengan tetangga dan masyarakat.
k.
Pola Nilai Dan Kepercayaan
1) Persepsi
keyakinan
2)
Tindakan berdasarkan keyakinan
- PEMERIKSAAN FISIK
a. Status kesehatan umum
Keadaan
penyakit berat, keadaan umum tampak lemah, kesadaran compos mentis mengarah
apatis, Tekanan darah mmHg, suhu tubuh …O◦C,
pernapasan ..x/menit, nadi ..x/menit (regular), GCS : E=.. M=… V=..,
BB ( sakit ), BB ( Sblm Sakit ), hasil pengukuran lainnya, seperti LL dll.
b. Sistem integument
Tidak
tampak ikterus, permukaan kulit kering, tekstur kasar, rambut hitam dan
berminyak , tidak botak, perubahan warna
kulit; muka tampak pucat.
c. Kepala
Normo
cephalic, simetris, nyeri kepala/sakit kepala, benjolan tidak ada.
d. Muka
Asimetris, odema y, otot muka dan rahang kekuatan lemah ,
sianosis tidak ada
e. Mata
Alis
mata, kelopak mata normal, konjuktiva anemis (+/+), pupil isokor, sclera
ikterus (-/ -), reflek cahaya positif. Tajam penglihatan tidak dapat
dievalusai, mata tampak cowong.
f. Telinga
Secret,
serumen, benda asing, membran timpani
dalam batas normal
g. Hidung
Deformitas,
mukosa, secret, bau, obstruksi tidak ada, pernafasan cuping hidung tidak ada.
h. Mulut dan faring
Bau
mulut y, stomatitis
(-), gigi banyak yang hilang, lidah merah merah mudah, kelainan lidah tidak ada. Terpasang
NGT
i.
Leher
Simetris,
kaku kuduk tidak ada, vena jugularis 5 +
2cm H2O. tidak ada benjolan limphe nodul.
j.
Thoraks
Gerakan
dada simitris, retraksi supra sternal (-), retraksi intercoste (-), perkusi
resonan, rhonchi -/- pada basal paru,
wheezing -/-, vocal fremitus tidak teridentifikasi.
k. Jantung
Batas
jantung kiri ics 2 sternal kiri dan ics 4 sternal kiri,
batas kanan ics 2 sternal kanan dan ics 5 mid axilla kanan.perkusi dullness.
Bunyi S1 dan S2 tunggal; dalam batas normal, gallop(-), mumur (-). capillary
refill 2 – 3 detik .
l.
Abdomen
Bising usus; hiperperistaltik, bunyi bruit sangat
jelasa, tidak ada benjolan, nyeri tekan
tidak ada, perabaan massa tidak ada, hepar tidak teraba, asites (-).
m. Inguinal-Genitalia-Anus
Nadi
femoralis teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh limfe tidak ada.,
tidak ada hemoroid, terpasang kateter hr.III
n. Ekstrimitas
Akral
hangat, edema -/-, kekuatan 2/2, gerak
yang tidak disadari -/-, atropi -/-, capillary refill 3 detik, atropi -/-.
Perifer tampak pucat.
o. Tulang belakang
Tidak
ada lordosis, kifosis atau scoliosis.
- PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah
Lengkap(18–11–2007)
Hb : 9.3 (13-16)
Hematokrit : 28,2 (40-48)
Eritrosit : 3.15 (4.50-5.50)
MCV :89.5 (82 – 92)
MCH : 29.5 (27 – 31)
MCHC : 33.0 (32 – 36)
Leukosit :10.400 (5–10x 103 )
Trombosit :208.000 (15-40x104)
Darah
Lengkap (19-11-2007,jam 09)
LED : 20.0 (0.0-10.0)
Hb : 8.0 (13-16)
Hematokrit : 23,3
(40-48)
Eritrosit : 2.58
(4.50-5.50)
MCV :90.3 (82 – 92)
MCH : 31.0 (27 – 31)
MCHC : 34.3 (32 – 36)
Leukosit :9.200 (5–10x 103 )
Trombosit :206.000
(15-40x104)
Hitung
Jenis
Basofil : 0.0 (0.0-1.0)
Eosinofil : 0.0 (1.0-3.0)
Neutrofil : 88 (52-76)
Limfosit : 9.1 (20.0-40.0)
Monosit :3.3 (2.0-8.0)
PT : 13.2 (11.0-14.0)
PT control : 12.3
APTT : 27.0 (27.3-37.6)
APTT control : 31.7
Kadar fibrinogen :
268.3 (200.0-400.0)
D Dimer
Kuantitatif:100.00 (0.00-300.00)
Kimia
Darah
Billirubin : Negative
Urobilinogen :
3.2 (3.2)
Nitrit : Negative
Esterase leukosit :
Trace
SGOT/AST : 16 (10-35)
SGPT/ALT : 15
( 10-36)
|
Albumin : 3.50 (3.40-4.80)
Kolesterol total:
140 (120-200)
Trigliserida : 139 (50-150)
Kolesterol HDL:
34 (40-55)
Kolesterol LDL :
85.00 (50.00-130.00)
Natrium darah : 138
(135-147)
Kalium darah : 5.04 (3.50-5.50)
Klorida darah : 113.0
(100.0-106.0)
Ureum darah :119
(10-50)
Kreatinin darah :4.5
(0.5-1.5)
Glukosa darah : 132 (70-110)
Glukosa 2 jam PP :
149 (70-140)
Urinalisa
- Warna : kuning
- Kejernihan : jernih
Sedimen:
- sel epitel : +
- Leukosit : 5- 6
- eritrosit : 0-1
- Silinder : +, koral 0-1
- Kristal : -
- Bakteri : -
- BJ : 1.015
- PH : 5.5
- Protein :
2+
- Keton : Trace
- Glukosa : Negative
Analisa
Gas Darah
- PH : 7.369
- PCO2 : 23,0
- PO2 : 133
- HCO3 : 12,9
- tCO2 ; 17.6
- ABE ; - 10,9
- SBE ; - 11,4
- SBC ; 15,8
- tHB ; 9,0 g/dl
- O2 Sat : 98.1%
- Na/K/Cl : 139/4,6/99
|
-
Hasil CT Scan ;Perdarahan pada basal
ganglia dan Thalamus kiri kurang lebih
p: 5,2x5.0 mm banyaknya perdarahan 23 cc
-
Hasil Foto rongen; gambaran infiltrate
minimal, CTR >50%
-
Hasil ECG; SR;92x/mnt, MI lead I,
AVL,V5-V6 poor r, saran konsul kardiologi konsul gastro dan ginjal,
echokardiograf, tranfusi PRC..
-
Hasil konsul dengan IPD,
gastroenterology prinsipnya sama terapi dilanjutkan dan rencanakan USG ginjal,
dan Koloscopy setelah HB >10 gr/dl
- TERAPI
Obat-obatan (17–11–2007)
Nama obat
|
Dosis
|
Pemakaian
|
Efek Samping (evaluasi perawat )
|
Citicolin
|
2x500 gr
|
Injeksi
|
Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
|
IVFD Asering
|
8 Jam
|
Infus
|
Resti infeksi
|
Captopril
|
3 x 12,5 mg
|
Oral
|
Hipotensi
|
Paracetamal
|
3 x 500 mg
|
Oral
|
Hipotermia &
stress ulcer
|
ranitidin
|
2x 1 ampl
|
Injeksi
|
Mual muntah
|
O2
|
2 l/mnt
|
Kanul
|
Keracunan O2
|
Obat-obatan (20–11–2007)
Nama obat
|
Dosis
|
Pemakaian
|
Efek Samping (evaluasi perawat )
|
Citicolin
|
2x500 gr
|
Injeksi
|
Metabolisme cerebral
yang tidak adequat
|
IVFD Asering
|
8 Jam
|
Infus
|
Resti infeksi
|
Captopril
|
3 x 12,5 mg
|
Oral
|
Hipotensi
|
Paracetamal
|
3 x 500 mg
|
Oral
|
Hipotermia &
stress ulcer
|
ranitidin
|
2x 1 ampl
|
Injeksi
|
Mual muntah
|
O2
|
2 l/mnt
|
Kanul
|
Keracunan O2
|
Adalat
|
1x3 mg
|
oral
|
hipotensi
|
B6,12,Asam folat
|
2 x 1 tb
|
oral
|
Meningginya fungsi
hati
|
Transmin
|
3 x 1 ampl
|
injeksi
|
Pembekuan darah
secara sistemik
|
Vit K
|
3 x 1 ampl
|
injeksi
|
Pembekuan darah
secara sistemik
|
Cefriaxon
|
2 x 1 gr
|
injeksi
|
Alergi sistemik
|
HCT
|
1 x 25 mg
|
oral
|
Output cairan
berlebih/tidak terkontrol
|
laculac
|
3 x 1 sdk
|
Oral (sirup)
|
|
a.
Data hasil
pemeriksaan yang mungkin ditemukan :
Pengkajian keperawatan dilihat dari dua bagian, Mobilisasi
dan Imobilisasi.
Kedua area ini biasa dikaji selama pemeriksaan fisik lengkap.
1)
Mobilisasi
Pengkajian mobilisasi klien berfokus pada
rentang gerak , gaya berjalan, latihan dan toleransi aktivitas serta
kesejajaran tubuh.
a) Rentang
gerak
Rentang
gerak merupakan jumlah maksimum gerakan yang mungkin dilakukan sendi pada salah
satu potongan tubuh : Sagital, Frontal, Transversal.
Potongan
frontal adalah garis yang melewati tubuh dari sisi ke sisi
dan membagi tubuh menjadi bagian depan
dan belakang.
Potongan
sagital adalah garis yang melewati tubuh dari depan ke
belakang membagi tubuh kanan dan kiri
Potongan
transversal adalah garis horizontal yang membagi
tubuh menjadi bagian atas dan bawah
b) Gaya
Berjalan
Digunakan menggambarkan cara
utama atau gaya ketika berjalan. Siklus gaya berjalan dimulai dengan tumit
mengangkat satu tungkai dan berlanjut dengan tumit mengangkat tungkai yang sama
c) Latihan
dan Toleransi aktivitas
Latihan
adalah aktivitas fisik untuk membuat kondisi tubuh meningkatkan kesehatan dan
menmpertahankan kesehatan jasmani. Toleransi aktivitas adalah jenis dan jumlah
latihan atau kerja yang dapat dilakukan seseorang. Pengkajian toleransi
aktivitas meliputi data fisiologis, emosional dan tingkat perkembangan.
d) Kesejajaran
tubuh
Pengkajian
kesejajaran tubuh dapat dilakukan pada pasien yang berdiri tegak, duduk atau
berbaring. Langkah pertama dalam mengkaji kesejajaran tubuh adalah menempatkan
klien dalam posisi istirahat sehingga tidak kaku.
Ø Berdiri
Kepala tegak
Bahu
dan panggul sejajar pada arah posterior
Tulang belakang lurus pada arah
posterior
Dari
arah lateral : kepala tegak, garis tulang belakang digaris dalam pola S
terbalik
Dari arah anterior : tulang belakang
adalah cembung, tulang belakang torakal pada arah posterior cembung
Tulang belakang lumbal pada arah
anterior adalah cembung.
Arah lateral : perut berlipat kebagian
dalam dengan nyaman dan lutut dengan pergelangan kaki agak melengkung.
Lengan klien nyaman disamping
Kaki sedikit berjauhan sebagai dasar
penopang, jari kaki di depan
Dari arah anterior dilihat pusat
gravitasi berada ditengah tubuh, garis gravitasi mulai dari tengah kepala
bagian depan sampai titik tengah antara kedua kaki.
Ø Duduk
Kepala tegak, leher dan tulang belakang
sejajar
Berat
badan rata pada bokong dan paha
Paha sejajar pada potongan horizontal
Kedua kaki ditopang ke lantai
Jarak 2-4 cm dipertahankan antara sudut
tempat duduk dan ruang popliteal pada permukaan lutut bagian posterior
Lengan bawah klien ditopang pada
pegangan tangan, dipangkuan atau diatas meja depan kursi
Ø Berbaring
Pada orang sadar akan mempunyai control
otot volunteer dan persepsi normal terhadap tekanan
Pengkajian dengan posisi berbaring
membutuhkan posisi lateral pada klien dengan satu bantal dan tanpa penopang.
2)
Imobilisasi
Melakukan
pengkajian fisik dari ujung kepala sampai ujung kaki, selain itu berfokus pada
area fisiologis, seperti aspek psikososial dan perkembangan klien.
a)
Faktor Fisiologis
b)
Sistem Metabolik
Evaluasi
atrofi otot
Evaluasi
status cairan
Elektrolit
atau kadar serum protein
Penyembuhan
luka untuk perubahan transport nutrient
Mengkaji
asupan makanan
Pola
eliminasi
Ada
tidaknya dehidrasi atau edema
Ada
tidaknya anoreksia
c)
Sistem Respirasi yang perlu dikaji
Inspeksi pergerakan dada ( dinding dada
) selama siklus inspirasi – ekspirasi jika klien mempunyai area atelektasis maka gerakan dada asimetris
Auskultasi
area paru-paru untuk mengidentifikasi gangguan suara napas, crakles atau mengi
d)
Sistem kardiovaskuler
Kaji
TD
Kaji
nadi apeks atau nadi perifer
Abservasi
tanda-tanda statis vena ( edema & penyembuhan luka buruk )
e)
Sistem Muskuloskeletal
Kaji
penurunan tonus otot
Kaji
kehilangan masa otot dan kontraktur
Kaji
rentang gerak
f)
Sistem integument
Mengkaji
tanda-tanda kerusakan
Kaji
kebersihan kulit
g)
Sistem Eliminasi
Kaji
asupan jumlah dan jenis cairan melalui oral atau parenteral
Kaji
adanya dehidrasi
Kaji
ada tidaknya konstipasi
b. Pengkajian Pada Lansia
Faktor Psikososial
Perubahan status
psikososial klien biasa terjadi lambat dan sering diabaikan tenaga kesehatan.
Observasi perubahan tingkah laku
Menentukan penyebab perubahan tingkah
laku / psikososial untuk mengidentifikasi terapi keperawatan
Observasi pola tidur klien
Observasi perubahan mekanisme koping
klien
Observasi
dasar perilaku klien sehari-hari
B. DIAGNOSA
KEPERAWATAN
Adapun diagnosa yang mungkin
muncul yaitu :
1.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan mobilisasi
2.
Resiko cedera berhubungan dengan
ketidaktepatan posisi
3.
Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan tirah baring
4.
Ketidakefektifan
bersihan jalan nafas berhubungan dengan ketidaktepatan posisi tubuh
5.
Gangguan pola tidur berhubungan dengan
ketidaknyamanan
C. PERENCANAAN
/ INTERVENSI
NoDP
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
1
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama…x24 jam diharapkan pasien dapat
melakukan aktivitasnya dengan normal ditandai :
Activity
Tolerance ;
Ø (000501)
Pemenuhan keb O2 mencukupi dalam memenuhi aktv dalam batas normal
Ø (000502) Rata-rata TD dalam batas normal
Ø (000503) Rata-rata pernapasan dalam batas normal
Ø (000507) Warna kulit normal
Ø (000513) Laporan dalam pencapaian kebutuhan sehari-hari
Keterangan :
1 : Selalu menunjukkan.
2 : Sering menunjukkan.
3 : Kadang menunjukkan.
4 : Jarang menunjukkan.
5 : Tidak pernah menunjukkan.
|
Activity Therapy ( 4310 ):
Monitor emosi, fisik, social pasien dalam pemenuhan
program aktivitas :
Ø Anjurkan ps untuk meningkatkan batasan aktv yang
dicapainya
Ø Fokuskan pada aktv yang bias dilakukan pasien
Ø Anjurkan klg untuk membantu memenuhi kebutuhan pasien
Ø Kolaborasikan
dengan terapis dalam latihan pemenuhan aktivitas
|
Dengan
mencatat segala keb program aktv ps maka dapat diketahui sejauh mana tingkat
pemenuhan keb
Semakin meningkat aktv yang dicapai maka semakin cepat
ps mandiri dalam pemenuhan keb
Jika ps tidak mampu melakukan aktv terlalu banyak
jangan dipaksa
Ps akan terbantu dalam pemenuhan keb selama belum bias
mndiri
Dengan adanya kolaborasi akan lebih efektif dan efisien
dalam memenuhi keb.
|
2
|
Setelah
dilakukan tindakan kep selama….x24 jam diharapkan resiko cedera dapat
dihindari ditandai dengan :
Risk
Control :
Ø (190202)
Monitor lingkungan yang dapat menjadi penebab resiko cedera
Ø (190205)
Dapat mengatur control resiko yang diperlukan
Ø (190208)
Merubah gaya hidup untuk mengurangi resiko cedera
Ø (190211)
dapat mengidentifikasi resiko cedera
Ø (190214) Menerima dukungan orang lain untuk mengontrol
resiko cedera.
Keterangan :
1 : Tdk prnh menyebutkan.
2 : Jarang menyebutkan.
3 : Kadang menyebutkan.
4 : Sering menyebutkan.
5 : Selalu menyebutkan.
|
Enviromental
Management Safety (6480)
:
Ø Identifikasi
keamanan yang diperlukan ps
Ø Identifikasi
agen-agen penyebab cedera di sekitar Ps
Ø Gunakan
alat-alat pelindung
Ø Ajarkan
tentang agen resiko tinggi yang dapat menyebabkan cedera
Ø Kolaborasikan dengan tim medis lain dalam menciptakan
lingkungan yang aman
|
Dengan lingkungan yang aman Ps terhindar dari cedera
Untuk mengamankan Ps dari resiko cedera yang bias
disebabkan oleh agen-agen cedera tsb
Menciptakan / menyiapkan alat pelindung akan bermanfaat
untuk keamanan Ps
Dengan adanya pengetahuan tsb Ps akan dapat menciptakan
lingkungan aman sec mandiri
Hal ini akan sangat membantu agar kondisis Ps lebih
terjaga
|
3
|
Setelah
dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan pasien mampu dalam
mobolisasi secara mandiri ditandai dengan :
Mobility Level :
Ø (020801) Keseimbangan dalam aktv
Ø (020803) Rentang otot normal skala 5
Ø (020806) Berjalan mandiri
Ø (020804) rentang sendi normal.
Keterangan :
1 : Tidak memerlukan bantuan.
2 : Membutuhkan bantuan orang lain dan alat
3 : Membutuhkan bantuan oarang lain.
4 : Membutuhkan bantuan alat.
5 : Mandiri penuh.
|
Bed Rest Care (0740) :
Ø Jelaskan alasan Bedrest
Ø Monitor kondisi kulit
Ø Monitor konstipasi
Ø Jaga agar linen tetap bersih
Ø Ajarkan
latihan ditempat tidur
|
Menjelaskan
semua tindakan kep kepada ps penting untuk proses kep
Bed rest lama
tanpa perubahan posisi akan bias melukai kulit
Bed rest lama
akan menyebabkan perubahan peristaltic
Memberikan
kenyamanan pada Ps
Untuk
mengurangi kekakuan sendi dan otot
|
4
|
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama..x24 jam diharapkan Ps tidak mengalami
gangguan pernapasan ditandai dengan :
Airway
Patency :
Ø (041001)
tidak ada demam
Ø (041004)
pernapasan dalam batas normal
Ø (041006)
tidak ada sputum dalam jalan napas
Ø (041007)tidak ada suara tambahan dalam pernapasan
Keterangan :
1 : Selalu menunjukkan.
2 : Sering menunjukkan.
3 : Kadang menunjukkan.
4 : Jarang menunjukkan.
5 : Tidak pernah menunjukkan.
|
Airway Management (3140) :
Ø Buka jalan napas
Ø Posisikan ps untuk mendapat ventilasi pernapasan max
Ø Ajarkan tekhnik terapi dada
Ø Gunakan ET atau
Ø nasotrakeal sesuai keb
Ø Anjurkan Ps untuk
Ø menggunakan inhaler
Ø Gunakan terapi O2 sesuai keb
|
Menghindari ketidakakuatan O2 pada klien
Dengan ventilasi pernapasan lancer maka O2 akan
terpenuhi
Dengan tekhnik terapi dada akam membantu mrlancarkan
keluarnya sputum
Alat ini dapat membantu jalan napas lebih efektif
Akan melegakan pernapasan sebagai terapi
Memenuhi keb O2 yang lebih adekuat
|
5
|
Setelah
dilakukan tindakan kep selama…x24 jam diharapkan pasien dapat mencukupi keb
pola tidur yang seimbang ditandai dengan :
Sleep
:
Ø (000401)
pola tidur terpenuhi 8 jam / hari
Ø (000404)
mencapai kualitas tidur yang baik
Ø (000408)
merasa lebih baik setelah tidur
Ø (000407)
rutinitas tidur terpenuhi
Ø (000414)
Vital sign dalam batasan normal.
Keterangan
:
1 : Selalu
menunjukkan.
2 : Sering menunjukkan.
3 : Kadang menunjukkan.
4 : Jarang menunjukkan.
5 : Tidak pernah menunjukkan
|
Sleep
Enchancement (1850) :
Ø Kaji
pola tidur & istirahat Ps
Ø Ajarkan pentingnya istirahat yang adekuat bagi
kesehatan
Ø Anjurkan untuk menambah jumlah waktu istirahat &
tidur
Ø Kolaborasikan
dengan keluarga untuk menciptakan lingkungan yang nyaman bagi istirahat
pasien
|
Dengan mendata
pola istirahat & tidur dapat diketahui bagaimana keb istirahat terpenuhi
Dengan
demikian Ps akan lebih banyak istirah & tidak melakukan aktv berlebih
Kebutuhan istirahat tidur akan terpenuhi secara adekuat
Lingkungan yang nyaman & tenang akan menstimulasi
otak untuk istirahat
|
DAFTAR
PUSTAKA
Potter
& Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC
Tarwoto-Martonah.
2004. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Edisi I. Jakarta :
Salemba Medika
A.
Aziz Alimul Hidayat. 2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.Jakarta :
EGC
Nanda
NOC-NIC
Find me on facebook : Satya Excel